Tiba di Gunung Gede Pangrango
Mulanya ingin
singgah di Gunung Gede Pangrango sejak 2016 lalu, tapi angan itu hanya sekadar
melintas, cuma bisa berfoto di depan kantor informasi Gn. Gede Pangrango. Akhirnya,
kami sekitar berdua belas merealisasikannya. Perjalanan kali ini dengan
orang-orang baru, dengan latar yang baru, pun dengan nama-nama yang baru. Perjalanan
dari Jakarta Bogor memakan waktu sekitar 3 jam, basecamp sudah terlihat di
depan mata. Istirahat sejenak untuk melanjutkan perjalanan di pagi hari.
Tepat 10.30 memulai
perjalanan, riuh para pendaki seperti di tempat-tempat wisata pada umumnya,
tapi memang benar kali ini saya tidak merasakan nyaman karena banyaknya lalu
lalang orang. Ya salah sendiri, mengambil jadwal pendakian di akhir pekan. Yang
tadinya ingin menyepi malah sebaliknya melihat rombongan anak-anak SMP, atau
adik-adik yang masih cukup belia selalu menyapa, “duluan ya, Kak”.
Jarak dari
basecamp menuju pos pengumpulan simaksi sebenarnya tidak cukup jauh, tapi
jalanannya saja yang tidak landai. Baru sebentar jalan, tapi wajah saya nyaris
pucat. Dia yang sabar menemani saya cuma bilang “wajar, jarang mendaki, jadi
tubuh kamu butuh penyesuaian dulu” baiklah.
Simaksi sudah
terkumpul, selanjutnya kami akan melewati sekitar 5 pos. Gunung Gede memiliki
ketinggian sekitar 2.958mdpl. Sebenarnya jarak dari satu pos ke pos lain dekat,
ya hanya tanjakan naik turun, apalagi medan yang becek karena diguyur gerimis.
Saa dan dia paling belakang dari rombongan, karena memang fisik saya yang belum
terlatih daripada senior lainnya. Untung punya travelmate yang sabar, saya
harus akui itu. Terkadang ia sedikit gengsi untuk memperlihatkan kelelahannya.
Empat pos sudah
terlewati, oya kalau sinmggah di pos empat jangan lupa cicipi pisang gorengnya,
meskipun harganya cukup mahal tapi nikmatnya gak karuan. Waktu sudah
menunjukkan pukul lima sore, sepertinya romnbongan lain sudah berada di Surya
Kencana, tapi saya masih jalan ngos-ngosan, sesekali ia mneledek “Ayo, jangan
kalah sama anaknya Kang Maman,” Kang Maman salah satu rombongan kami, tapi
hebatnya beliau membawa dua putrinya yang masih SMP.
Tidak terasa
Alun-alun Surya Kencana sudah di depan mata. Sayangnya banyak edelweis yang
sudah mengering, tadinya gerimis nyatanya hujan semakin lebat. Untungya tenda
sudah didirikan oleh rombongan lain. Malam itu kami hanya masak, bercanda, di
bawah glamping camp yang dihiasi lampu-lampu natal yang kami bawa dari rumah.
Karena terlalu lama mengobrol, apesnya tak ada satu orang pun yang mengabadikan
malam itu. Hahahah.
Kami hanya satu
malam di sini, paginya seperti pendakian sebelum-sebelumnya, mengambil air
sambil memotret di Surya Kencana. Cerah, langit biru, dan rumput yang mulai
menguning. Sayangnya jarak mata air sungguh jauh dari tenda kami, sempat
mengeluh, tapi tak apa. Menu pagi ini ada daging, pancake, dan sayur hijau
lainnya, meskipun sedikit tapi nikmat jika dimakan bersama/.
Tak terasa pukul
12.00 pun tiba, kami harus segera turun jika tidak malam mengintai kami. Sampai
di basecamp sekitar pukul 05.00 sore, kami bergegas pulang ke Jakarta. Lalu
lalang pendaki masih terlihat, meskipun besok sudah memasuki hari kerja.
Kembali ke
Jakarta
Keesokan harinya
saya harus kembali ke Surabaya, menuntaskan pekrjaan, kembali dengan file-file
foto pernikahan, berrtemu client, dan seterusnya. Tiket sudah saya beli,
apesnya lupa untuk checkin (HALOOOO). Tiba di bandara sekitar pukul 15.00WIB
sedangkan flight pukul 15.10WIB. Memang waktu itu saya benar-benar lalai, atau
emang ingin tetap menetap di Jakarta agar tidak LDR? Saya terduduk lemas di
depan pintu keberangkatan. Ia hanbya menertawakan saya, dan seperti orang suci
yang tidak punya dosa.
Mungkin, untuk
selanjutnya harus benar-benar teliti dan melakukan pembelian yang efektif
seperti di pegipegi.com. Aplikasi yang moblile friendly apalagi dengan
keunggulan fitur pencarian tiket pesawatnya. Sebagai kaum LDR pasti saya
mencari tiket promo, apalagi jika dipesan jauh-jauh hari. Mudah sekali untuk
booking tiket pesawat pesawat garuda Indonesia, cukup unduh di Playstore untuk android atau di Appstore
untuk pengguna iOs, kemudian daftar dengan akun kalian, isi data-datanya.
Daann, silakan berburu tiket pesawat sesuai tanggal dan tujuan masing-masing.
Jika sudah cukup
lakukan pembayaran, dan tunggu e-tiket di surel kalian. Gimana?? Mudah kan?
Selamat berlibur!!!
7 komentar
Seru banget bisa mendaki di Gunung Gede Pangrango dengan teman-teman senior :D
ReplyDeleteWah ada yang lagi ngomongin mendaki ya. Seru banget kelihantannya
ReplyDeletePesan tiket pesawat atau kereta api sekarang memang praktis ya, tinggal duduk manis udah dapat :D
ReplyDeletePesan tiket pesawatnya di pegipegi ya. Aku juga biasanya pesan tiket kereta api di pegipegi. Soalnya mudah hehe
ReplyDeleteApa nggak capek kak, habis mendaki terus balik ke Surabaya lagi
ReplyDeleteGunung Gede Pangrango ini asyik buat pendakian pemula ya. Pun dengan pemandangannya yang ajib.
ReplyDeletekalo belom pernah naik gunung, apakah gunung itu rekomen buat pemula kayak gue gini, ka?
ReplyDeletefoto-fotonya bagus banget uy.
penasaran, siapakah tokoh yang dimaksud 'dia' dalam cerita ini.