Menilik Hikayat Cagar Budaya di Surabaya
Surabaya, salah
satu kota yang berperan penting pada peristiwa 10 November dan turut andil
dalam saksi bisu jaman penjajahan hingga merdeka. Tak ayal, jika akrab disebut
Kota Pahlawan. Hari itu, saya menilik beberapa cagar budaya yang cukup menarik
di antaranya;
Museum
W.R. Soepratman
Rumah yang
berlokasi di Jl. Mangga no 21- Kelurahan Tambaksari tersebut masuk dalam gang
yang cukup sempit, mudah sekali menemukannya, di tengah-tengah jalan yang membelah
kampungberdiri kokoh museumW.R. Supratman dengan gaya unik, berbentuk segitiga
untuk bagian depan. Di halaman depan terdapat replika patung pencipta
lagu Indonesia Raya dengan gambaran ekor biola yang ditempelkan di dagu,
sembari berdiri tegap. Museum W.R. Supratman tidak begitu luas, dan tidak
terlalu sempit, di ruangan pertama terdapat bingkai foto W.R. Supratman dengan
ulasan sejarahnya. WR. Supratman selain menjadi seorang musisi beliau juga
wartawan di surat kabar Sin Po. Di tengah karirnya yang hebat beliau pernah
dipenjara di Kalisosok karena kata “merdeka” tersemat dalam lirik lagu
Indonesia Raya yang dinyanyikan pada Kongres Pemuda II Yang melahirkan Sumpah
Pemuda 28 Oktober tahun 1928, sehingga mengundang kemarahan pemerintah kolonial.
Di samping itu
rumah W.R. Supratman memiliki dua kamar, pertama kamar berisi dipan (tempat
tidur) mendiang, dan kamar lainnya terdapat pigura foto-foto beliau, begitu
juga replika biola. Kesehatannya semakin memburuk karena penyakitnya yang
cukup keras. Di dalam ruangan terakhir menempel kata-kata W.R. Supratman
sebelum meninggal dunia yang diucapkan pada Pak Oerip saudara iparnya, “Nasibku
sudah begini, inilah yang disukai Pemerintah Belanda. Biarlah saya meninggal,
saya ikhlas, saya toh sudah beramal, berjuang dengan caraku, dengan biolaku,
saya yakin Indonesia pasti merdeka”. Pada 17 Agustus 1938 W.R. Supratman
menghembuskan napas terakhirnya di Jl. Mangga 21, oleh sebab itu tempat
tersebut dijadikan museum untuk mengenang karya dan hikayatnya.
Penjara
Koblen
Selain Penjara Kalisosok
yang mashur di Surabaya, di sinipun terdapat Penjara Koblen berlokasi di
Surabaya Utara tepat di Jl. Yayasan Praja- Bubutan.Penjara yang sudah berdiri
sejak tahun 1930 memiliki sekitar 3,8 hektare dengan dua menara pengawas yang
terdapat di dua titik. Sayangnya menara tersebut kurang terawat, beberapa
pondasinya rusak. Guna menara tersebut sebagai mengawasi aktivitas tahanan. Penjara
Koblen dikelilingi tembok dari rangkaian batuan yang cukup kukuh dengan tinggi
sekitar 3 meter. Dari pelbagai sumber refrensi yang ada yang pernah mendekam di
Tangsi Koblen adalah pendiri NU KH Hasyim Asy’ari selama tiga bulan, dan ada
juga pendiri Sampoerna, Liem Seeng Tee. Namun, Penjara Koblen yang sudah
diresmikan sebagai cagar budaya sejak tahun 2009, kini menjadi tempat parkiran
kendaraan.
Add caption |
berpose |
anak kos |
Add caption |
Rumah
HOS Tjokroaminoto
Selain menjelajahi
Museum W.R Supratman dan Penjara Koblen, tampaknya saya belum merasa puas,
akhirnya beralih ke rumah pemimpin Srekat Islam, HOS Tjokroaminoto yang
berlokasi di Gang Peneleh VII No. 29-31. Bangunan dengan dominan warna krem dan
tosca mempunyai banyak perubahan, pastinya tidak mengubah dari bentuk aslinya.
Di ruang tamu terdapat satu set kursi kuno, dengan beberapa foto yang menempel
di dinding. Rumah tersebut memiliki dua ruangan bawah dan atas, di kamar bawah
menjadi ruang pribadi HOS Tjokroaminoto. Selain itu terdapat loteng dengan
tangga besi yang kini menjadi penghubung ruangan bawah dan atas. Kamar
atasdengan luas 2x4 meter rupanya pernah menjadi kamar Soekarno, yang kini
sudah dibiarkan kosong.
Foto-foto yang
menempel di dinding rupanya cukup detail menjelaskan siapa saja yang menjadi
anak kos Gang Peneleh, di antaranya; Kartosuwiryo, Alimin, Semaun, dan
Sukarno. Tidak dipungut biaya,pengunjung
bisa belajar sejarah.
Museum
Bank Indonesia
Penjelajahan
terakhir, ke Museum Bank Indonesia biasa juga disebut De Javasche Bank dalam
Bahasa Belanda. Berlokasi sedikit menyelinap di antara gedung-gedung tua di
sekitar JMP (Jembatan Merah Plaza) tepatnya di Jl. Garuda NO.1 Surabaya. Gedung
yang lumayan tinggi namun tidak terlalu menjulang memiliki aksen bangunan
dengan warna putih. Mungkin untuk beberapa orang, termasuk sayagedung tersebut
terkesan magis. “Kalau hari biasa cukup sepi, Mbak. Mbak saja yang masuk waktu
sore baru pengunjung pertama,” kata penjaga museum.. Di ruangan pertama atau
basemant, pengunjung disuguhkan contoh uang jaman duhulu, beberapa mesin cetak,
serta CCTV pada jaman Belanda. Beberapa ruang memiliki cermin datar guna mengawasi
berankas di dalam bank dan mencegah kejahatan, pastinya berbeda dengan CCTV
modern saat ini.
Di lantai kedua
dengan ruangan cukup luas terdapat bilik-bilik untuk transaksi, pun terdapat
pintu putar pada jaman Belanda. Lantai paling atas yakni lantai ketiga adalah
ruangan arsip, pengunjung dihimbau untuk berhati-hati. Senangnya jika
berkunjung ke Museum Bank Indonesia tidak dipungut biaya, alias gratis.
Dari keempat Cagar
Budaya di atas, tak dinyana Surabaya masih mempunyai puluhan cagar budaya yang
memiliki cerita bersejarah. Jika berkunjung ke Surabaya, kalian lebih tertarik
ke mana, nih?
Selamat Hari
Pahlawan
Tabik,
6 komentar
ke surabaya cuma ke bandaranya doang. belom sempet jalan-jalan kayak gini. nyobain makanannya pun belom pernah.
ReplyDeletemasih penasaran, padahal museum yang ada di indonesia, banyak. tapi pengunjungnya sedikit ya. padahal seru-seru aja bisa melihat kenangan seperti itu.
gue jadi bangga nih karena satu hal yang mirip dengan sok bung karno. sama-sama anak kost. asique~
Aku kudu main-main ke Surabaya. Masa ke sana nggak menyusuri sudut-sudut sejarah, malah cuma numpang lewat :-(
ReplyDeleteWah baru tahu saya yang Penjara Koblen ini.
ReplyDeleteDari beberapa cagar budaya di atas, saya pernah ke museum bi..
ReplyDeleteSukak ngets artikel ini *love*
ReplyDeleteSaya asli Suroboyo tapi belum ke semua destinasi ituuu. Catet deh,
Baccarat Online | How To Play | 2021 | Live Dealer Guide
ReplyDeleteBaccarat is a game 바카라 played for fun, it is popular and popular in 카지노 the casino 제왕 카지노 game industry. It is a fun game that has a high percentage of