Ngopi Bareng KAI, dari Surabaya Hingga Bandung
Siap ngopi bareng KAI |
Keberangkatan Turangga
dimulai dari Stasiun Gubeng Surabaya pukul 16.30. Terlihat sekitar sepuluh stand
pembagian kopi berjajar rapi. Barista dengan ramah membagikannya, sembari
menjelaskan kopi-kopi andalan mereka. Diri ini bukan manusia yang gila kopi,
seperti kawan-kawanku pada umumnya. Yang ku tahu cuma kopi sachet, tapi perihal robusta dan arabica lumayan tak asing di
telinga. Mata ini tertuju ke kedai pertama, sekaligus barista yang nanti akan menemani
selama 12 jam di kereta, Kopi Bunda Ranto. Alih-alih kopi pertama yang ku coba
tidak mengecewakan, pantas saja disebut kopi nusantara, yaitu Kopi Tahes, kopi
herbal untuk kesehatan. Si robusta yang sudah dicampur dengan rempah-rempah,
pantas saja rasanya sedikit mint, dan hangat di perut.
Sensasi
ngopi bareng KAI di kereta Turangga
Hati yang sedari
tadi tidak sabar untuk menaiki Turangga, akhirnya kini tercapai. Aku dan kedua
barista, kenalkan mereka yang akrab dipanggil Fariz dan Hans. Kami pun berjumpa
dengan prama-prami, sekaligus kondektur yang akan mengawasi keamanan nanti. 200
cup kopi akan dibagikan untuk perjalanan pulang pergi di gerbong kereta, dengan
menunjukkan aplikasi KAI. Rupanya antusias penumpang sungguh gesit untuk mendapatkan
segelas Kopi Tahes secara free.
Memasuki dua jam
perjalanan, aku duduk di pinggir jendela, suara kereta yang tak sebising kereta
ekonomi kali pertama aku naik. Mendapati swastamita di awal perjalanan,
sunggguh membuat perjalanan semakin berwarna. Ditambah petak sawah hijau bak
bergerak mengikuti arah kereta api. Aku pun menyaksikan lalu lalang penumpang
di gerbong restorasi dengan segelas kopi di tangannya, senyum di bibir mereka
saling sapa dengan barista.
Mataku belum
terlelap, hingga pukul delapan malam, karena efek kopi sore tadi. Ditambah
suaramusik dangdut yang didendangkan di speaker. Malam semakin larut, kantuk
pun tiba, rupanya mata ini butuh istirahat meskipun seberapa banyak kopi yang
ku teguk.
Pembagian free kopi di kereta |
Pembagian free kopi oleh prama |
Ngopi bareng KAI di gerbong Turangga |
Penumpang asyik menikmati free kopi |
Selamat
Pagi, Bandung
Bandung pukul lima
pagi, rupanya cuaca tak seberapa dingin seperti yang ku bayangkan. Bergegas
menuju penginapan untuk beristirahat, demi melanjutkan menyisiri Kota Bandung,
nanti. Hanya punya waktu sekitar 5 jam, aku bergegas menuju Jl. Asia Afrika,
Alun-alun Bandung, Braga, kemudian kembali ke stand kopi nusantara yang ada di
stasiun Bandung. Ternyata benar, menikmati Bandung tidak cukup dalam waktu
sehari, dua hari, apalagi 5 jam. Haha. Asaku akan kembali lagi ke Kota Kembang secepatnya.
Metode V60 |
Biji kopi "KOPINA" |
Biji kopi "KOPINA" |
Pukul lima sore aku sudah kembali ke stasiun, sembari keliling stand kopi yang digelar. Terpikat dengan seorang teman yang merekomendasikanku ke tempat kawannya, Kopina namanya. Konon kopi dan kata “na” yang berarti “nya” dalam bahasa Sunda, jadi kopinya, kopinya. Segelas Yellow Honey di tangan, untuk kali ini si empunya menyeruku menyeduh si Arabica yang tanpa gula. Rasanya nikmat, padahal aku tidak seberapa suka dengan Arabica karena terkadang asam. Kopi asli dari perkebunan Pengalengan tersebut rupanya lebih nikmat ditambah si Javaren, atau gula aren asli. Sungguh, nikmat!
Live music sebagai penutup |
Selain Kopina masih banyak yang memeriahkan, seperti Rayuan Kopi yang identik dengan barista gondrong dan jenaka, kemudian Warung Boko, dan masih banyak lagi. Nyatanya waktu bergulir cepat, alunan lagu Di Radio dari Gombloh nyatanya lagu perpisahan event kemarin. Tanpa ngopi bareng KAI dengan Komunitas Kopi Nusantara, warisan Indonesia sepertinya masih kurang tersohor. Terima kasih, Bandung, KAI, Komunitas Kopi Nusantara.
Tabik,
17 komentar
Kalau waktunya pas banget seperti ini enaknya kita bisa menjelajah tiap sudut tempat dengan objek mereka yang menikmati kopi. Sayangnya pas acara ini aku nggak di Jogja. Padahal di sana juga ada stand ngopi
ReplyDeletepadahal kalo dateng ke stand, bisa ngopi sampe mabok wkkwkw
DeleteFotonya cakep-cakep say, seru banget bisa jjs sejenak, aku nyampe jam 1 malam di Bandung balik lagi jam 6 pagi, piluuu...
ReplyDeleteseharusnya kita ketemuuu yaaaaaaaa
Deleteini ngeliat foto-foto bentukan kereta, kok jadi ketinggalan zaman ya rasanya. udah makin keren-keren semua uy
ReplyDeletegue sendiri malah baru tau ada yang namanya kopi tahes dan kopi herbal gitu. penasaran gimana rasanya. gue enggak paham soal kopi juga sih, tapi untuk sekarang sedang asik buat menikmati kopi tanpa gula. karena gula bikin badan gemuk. eheuehueheu
*salim sama blogger serta senior di mahad
wk
maaf, siapa yak? Gak salah nih blogger senior ke mari, seneng akutuhhhh :(
DeleteKopi oh Kopi . ternyata Kopi Indonesia banyak sekali macamnyaaa
ReplyDeleteIyaaa donggg, :D
Deleteacara yang sungguh keren dan semoga terus diadakan secara rutin
ReplyDeletebener, om, semoga setahun sekali :D
DeleteSeneeng akhirnya bisa ketemuan sama Ayaaaa di Stasion, meski terbatas waktu..
ReplyDeleteNgopi Bareng KAI #2 nih emang bener2 Journey yaaa..
HAHAHHAHAH, Gara2 ngopi bareng kai kita bersua, Teh
DeleteAya fotonya bagus-bagus bangeeet. Dan yes, lewat acara ini juga akhirnya aku berani coba minum kopi lagi. Hihihi.
ReplyDeletesama, Mbakk, aku biasanya minum sachetan wkwkkwkwkwkwk
DeleteDuh ya, entah kenapa tanpa free kopi pun biasanya aku pesen kopi waktu naik kereta. Paki nyokelat, malam ngopi. Asik aja gt minum kopi sembari ngintip pemandangan ke luar jendela :) anw, terpesona sama jepretan mbaknyaaa :")
ReplyDeleteterimakasih informasinya
ReplyDeleteacaranya seru tuh kyknya!
ReplyDelete