Naik
kapal menuju Lombok? Gumamku melihat unggahan foto salah satu teman di sosial media.
Berpikir sejenak, kenapa tidak? Dan aku memberanikan diri mencoba solo
traveling, atau bisa juga disebut tidak ada teman jalan. Karena aku berada di
titik di mana mengajak teman berjalan jauh dan jawabnya, “Maaf aku gak bisa”.
Dan di mana waktu ketika aku pelesir, kemudian mengunggah foto, ia mudah
membalas “Aku gak diajak”. Rasanya ingin mengepang bulu hidungku. Kesal, dan
terlalu pelik dihadapkan kawan seperti itu.
Karena
jadwal KMP (Kapal Motor Penumpang) Legundi hanya di hari tertentu saja, jadi
aku mulai persiapkan semuanya sebelum kepergianku menuju salah satu primadona
pulau di Indonesia bagi pejalan sepertiku. Pada hari Sabtu aku melangsungkan
pembelian tiket yang harus on the spot,
ya meskipun bisa dipesan via online tetap saja di hari keberangkatan harus
menuju Kantor ASDP. Dengan membayar 117.000 untuk orang dewasa sepertiku, KMP
Legundi bisa kunikmati selama kurang lebih 18 jam.
Meskipun
jadwal terlalu simpang siur, namun kepastian berangkat di hari hari Sabtu sudah
ada. Jadi, pukul 14.00 WIB aku melakukan proses check in di Surabaya North Quay. Sembari melihat rombongan pria
berjubah putih, berkalung surban, dan beberapa menggunakan tongkat di
belakangku. Aku mulai tak acuh, siapa dan dari mana mereka, memang bukan
urusanku. Sembari berjalan KMP Legundi di depan mata. Sungguh terik Surabaya
waktu itu. Di belakangku berjalan dua orang pria dengan carrier di atas punggung.
Bersyukur
sudah, masih mendapatkan kursi di ruang VIP meskipun lagi-lagi aku bertemu
dengan jamaah berjubah putih. Dan dua pria tadi, duduk di sofa belakangku.
Sesekali si rambut cepak bertanya, “Mbak mau ke mana?”. Tapi aku memilih diam
dan pura-pura tuli seketika. Entah, kenapa perjalanan kali ini aku sedikit was
was dengan orang asing. Lagi-lagi ia menanyakan hal yang sama, “Mbak mau ke
mana?”. Ingin ku jawab ketus, sudah jelas kapal ini akan membawa kami ke
Lombok, kenapa pertanyaan seperti itu masih dilontarkan.”Lombok, Mas”. Aku pun
menjawabnya dengan jelas. “Iya, maksud aku nih Lombok mananya?” Imbuhnya. “Senggigi”.
Mungkin ia sedikit kesal denganku, perempuan yang tidak begitu berparas cantik,
namun juteknya sangat amat tidak pantas.
Hampir
dua jam kapal ini masih sandar, dan tepat pukul 16:00 terdengar suara mesin
menjalankannya. Terasa sudah ombak berombang-ambing, aku masih menyombongkan
diri karena tidak terlalu mual seperti perjalanan daratan menggunakan mobil di
akses jalan yang berliku-liku. Selayaknya penumpang kapal lain, aku memilih
tidur, dan menyelimuti tubuhku dengan satu meter kain dari NTT. Belum juga
menuju alam mimpi, suara microfon kapal berbunyi, menandakan untuk mengambil
jatah makan di ruang ekonomi.
Tidak
begitu jauh berjalan menuju ruang ekonomi, namun sempat kaget jika dapur banyak
sekali supir-supir bertato sedang bergurau. Aku memilih mengambil jatah
makanku, sembari menunduk, dan lekas pergi dari tempat tersebut. Ruang duduk
ekonomi menjadi tempat menyantap makananku, menu ayam kare dan kacang panjang,
entah apa namanya dihidangkan di wadah sterofoam tersebut langsung ku santap,
sesekali melihat laut dari batas jendela. Hujan pun tiba, butir-butir air hujan
membasahi jendela. Begitu pun di luar kapal.
Setelah
perutku merasa kenyang, dan hujan pun sedikit reda, aku memilih berdiam di deck
atas, dekat dengan warung kecil yang menjajakan kopi, mie instan, makanan
ringan dengan harga dua kali lipat dari daratan. Sembari memerhatikan sekitar, di sekelilingku
semua pria, mayoritas mereka sopir truck. Dan di ujung pagar pembatas aku
melihat dua pria sedang bersenandung, mereka bercerita tak sadar swastamita pun
tiba. Aku lekas membidiknya. Sunggu senja yang syahdu.
Adzan
maghrib pun berkumandang, di sini juga tersedia mushola yang bisa menampung
sekitar 50 orang. Sepertinya perempuan yang sembahyang di sini hanya sebagai
minoritas, aku cukup melihat hanya 2 jamaah perempuan termasuk diriku.
Setelah
usai, aku memilih berdiam di deck atas lagi dan menyeruput kopi sachet yang ku
beli. Sekitar pukul 20:00 tiba, aku kembali menuju ruang VIP. Sebenarnya tidak
ada perbedaan antara VIP ataupun ekonomi, semuanya bisa memilih di mana saja.
Sempat berbincang dengan awak kapal, ia yang meminta ID Facebook-ku. Ia banyak
bercerita akan kapal ini, kapal yang masih berusia setahun rupanya masih
sedikit orang yang tahu. Pantas jika interiornya pun masih bagus, bahkan toilet
lebih nyaman daripada yang terdapat di kereta api. Bukan hanya itu, di sini
juga tersedia kamar untuk mereka yang suka kemewahan, sewa kamar per malam 400.000
rupiah, semua fasilitas ada, dari kasur, toilet, air panas, dan lain
sebagainya.
Sudah
terlalu lelah akan panjang lebar kami bercerita, aku memiliki istirahat. Tidak
terasa tidurku terlalu lelap, dan subuh pun tiba. Beberapa jamaah yang ku
ceritakan di atas membangunkanku, sembari berdakwah. Aku hanya mengangguk,
kemudian ikut dalam barisan jamaah salat subuh. Sungguh subuh yang sempurna. Usai
subuh, lagi-lagi deck atas menjadi pilihanku, menunggu arunika, ternyata ia
tertutup kabut. Tidak lama kemudian, sembari menunggu viw Gunung Agung terlihat, lagu dari Amtenar yang bertajuk Lombok I Love
You pun diputar.
sinar
mentari pagi bangunkanku dari mimpi
butir embun putih bagai mutiara
di daun yang hijau
butir embun putih bagai mutiara
di daun yang hijau
buih
ombak putih menghiasi lautmu
yang birunya bagai hati seiring sunset
rembulan di pantai
yang birunya bagai hati seiring sunset
rembulan di pantai
senyum
ramah penghunimu
oh sungguh pulau yang indah
membuatku tenang dan damai
oh sungguh pulau yang indah
membuatku tenang dan damai
lombok
i love you
Sungguh pagi yang
sempurna dengan penampakan Gunung Agung dan asapnya. Tidak terasa pukul 10:00
pun tiba, Pelabuhan Lembar sudah di depan mata. Welcome Lombok!
Short Tips:
- Perjalanan KMP Legundi Surabaya-Lombok hanya ada pada hari Sabtu dan Selasa, sedangkan Lombok-Surabaya pada hari Minggu dan Rabu.
- Tiket hanya bisa dibeli di ASDP sebelum keberangkatan pukul 14:00, tapi terkadang telat sampai pukul 16:00
- Dengan harga 117.000 untuk satu orang dewasa, sudah mendapatkan makan dua kali
- Untuk info lebih lanjut silakan datang ke Kantor ASDP tidak jauh dari North Quay
Tabik,
Semoga bermanfaat
17 komentar
Tetep yang kutunggu adalah apakah di sini dapat kenalan atau tidak. Setidaknya ada yg minta facebook berarti dapat kenalan. Nggak kebayang kan 18 jam diam tanpa bawa buku atau apa ahhahahaha.
ReplyDeleteEnak kalau sudah bisa pesan online tiket kapalnya. Berharap kapal karimunjawa pun sama bisa online :-D
mesti komenne ricuh -___-
DeletePenting yakin hahahahhaha
DeleteWah...kapalnya bersih..kapan hari lihat fotonya teman yang lagi di KMP Legundi kelihatannya kucel banget soalnya. Hihihi..
ReplyDeleteKalau kapalnya kayak yang Aya naikin ini sih kita mah jadi pengen cuss ke Surabaya pakai Legundi..xixixiix..
AKU TUNGGU! NO DRAMA! WWKKWKWKWKW
DeleteAku kayaknya gak sanggup 18 jam di kapal, lembar-padangbai yang 5 jam aja udah ampun-ampun apalagi ini.
ReplyDeleteSalut! Bisa kuat naik kapal 18 jam, sendirian pula.
Soalnya bersih, jadi aku kuat meskipun sendiri wkwkkw
DeleteParagraf pertama langsung dibuat ngakak ama dramatisasi 😂 kurang panjang ceritanya Ay, mabok laut ora?
ReplyDelete117 Ribu dapet makan 2X,murah meriah banget itu. Ada wifi nggak di KMP itu?
sayang belum ada wifi, tapi sinyal masih oke wkwkww
DeleteBerarti kalau PP naik kapal ke Lombok mininal 4 hari dong ya. Kapalnya bagus, ombaknya bikin pusing ga?
ReplyDeleteGak dong, kan ditinggal tidur wkkw
DeleteTampak resik kapalnya tp mana tahan 18jam e rek. Itu menu sarapan siang malam sama plek ya? Potonya kok ndak berubah?��
ReplyDeleteiya mbak, menunya agak sama, ayam lagi ayam lagi wkwkkwkw
DeleteMbak mau tanya, nympe pelabuhan lembar kira2 pukul brp ya? (wita)
ReplyDeleteHalo, saya sampainya sekitar jam 11 an :))
DeleteRencana saya mau ke sana menggunakan Kapal Legundi,tapi masih was2 dengan keadaan Cuaca...,kira2 saat ini Ombak lagi Kenceng ndak yaa
ReplyDeleteSuami ngajakin nge-trip ke Lombok naik kapal laut. awalnya sih ragu2 dan nolak, tapi Kalo suasananya kayak gini kayaknya bisa dipertimbangkan deh. hehehehe....
ReplyDeletemakasi kak buat review nya.