Kembali ke Teluk Asmara Malang
Siang itu aku
sudah tiba di Kota Malang dengan riuhnya suasana, tidak ada tanda-tanda dingin
menghampiri. Belum tahu, berapa ratus orang yang rela pindah di Kota Apel
tersebut, karena yang kuperhatikan jalanan sedikit macet. Sambil mendengarkan
lagu-lagu indie di mobil travel kami, aku memerhatikan jalanan menuju Teluk Asmara tujuanku saat itu.
gadis di Teluk Asmara |
Dalam perjalanan
yang hampir memasuki 3 jam, aku memilih tak memejamkan mata sedikitpun,
meskipun sedikit lelah karena Dek Anggar yang terlihat capek, ia tertidur dan
sesekali bersandar di pundakku. Ingin kubisikkan ke telinganya, "Dek,
berat," apa daya kasihan melihatnya pulas istirahat. Kanan kiri yang ku
lihat hanya awan putih, langit yang biru, dan pohon-pohon menjulang tinggi. Pun
suara sedikit burung menyambut cuaca yang cerah. Bukan hanya itu, aku pun
menemui satu dua motor yang melintas di jalanan yang berliku-liku, naik turun,
sedikit membuatku mual. Pada saatnya, 3 jam itu berakhir.
Mungkin ini adalah
doa-doaku yang sudah dikabulkan-Nya. Pernah kurapalkan, ingin kembali ke Teluk
Asmara lain waktu, hari, dan lain teman. Dan sekarang sudah tiba waktunya,
singgah dengan mereka kawan-kawan baruku. Kali ini menikmatinya dengan sudut yang
berbeda, ya dari low angle. Rupanya
tak banyak berubah dari kunjunganku beberapa bulan lalu bersamanya yang gagal
camping di virgin beach tersebut. Memang benar adanya, pantai yang berlokasi di Desa Sumbermanjing tak membuatku bosan.
BTA |
Mbak Leon in frame |
Teluk Asmara |
BTA begitu yang
tertulis di gapura memasuki Teluk Asmara. Meskipun jalanan yang berpaving,
namun cukup lelah juga untuk raga seusiaku. Menua. Berjalan kaki mungkin
sekitar 5 sampai 10 menit Teluk Asmara dari sudut bawah dapat dinikmati.
Rupanya banyak sekali muda mudi yang bermain voli. Begitu juga ada yang memilih
bermain air, ya karena ombak di pantai tersebut cukup aman untuk berenang di
tepi. Di Teluk Asmara, sedikitpun ku tidak melihat celah orang-orang yang
bersedih, semua senang, tertawa menjadi satu karena asrinya cuaca saat itu.
Beberapa bukit
yang besar di pantai rupanya hal tersebut menjadi daya tarik wisatawan. Namun
lebih bagus jika dinikmati dari atas bukit. Niscaya kalian akan menemukan
keindahan yang melebihi dari sudut bawah. Jika kuperhatikan pantai tersebut
sedikit mirip dengan Pantai Payangan di Jember, jika kalian pernah ke sana
pasti merasakan hal yang sama sepertiku. Namun, bedanya di Teluk Asmara
menjuarai pasirnya yang putih. Sedikit kecewa karena beberapa masih membuang
sampah tidak pada tempatnya. Padahal sudah banyak tempat sampah yang tersedia.
Siapa lagi kalau bukan manusia?
lelah bergoyang |
pulang |
Tepat jam 4 sore,
aku dan kawan-kawan menyudahi perjalanan di Teluk Asmara. Aku membawa oleh-oleh
rasa bahagia dan bangga kembali ke Surabaya, dan saat ini bisa kuceritakan
untuk pembaca yang mencintai tulisanku. Pada akhirnya, aku memendam optimisme yang
tinggi akan pantai, laut sebagai tempat wisata yang harus dijaga kelestariannya
untuk masa depan yang cerah tentang pesisir Indonesia, salah satunya dari
pantai Malang bagian selatan.
Tabik,
Semoga bermanfaat
^ ^
7 komentar
Jadi kangen sama Teluk Asmara. Ada kenangan sih di sana. :D Hehehehe
ReplyDeleteHanyo kenangan apaaa??
DeleteNamanya cantik, ya? :D Jadi pengen ke sana. Pemandangannya juga cantik.
ReplyDeleteSemoga bisa mampir yaaaa
DeleteWaah aku belum pernah dengar, apalagi main kesini.
ReplyDeleteNambah lagi deh daftar di wishlist :( huehuee.
Ya Allah semoga dipercepat kesiniii >.<
Semoga disemogakaan yaaaaa
DeleteIki itungane termasuk "wahana baru". Perhutani nemu ae hahahaha
ReplyDelete