Nikmat Terbuai Nasi Kikil Bu Tandur, Kuliner Jombang yang Legendaris
Ada banyak cerita
dari Jombang beberapa waktu lalu, saya bersama kawan-kawan blogger, tepatnya. Singgah sejenak di kota santri tersebut, belum afdhol jika datang ke
suatu kota dan belum mencicipi kulinernya yang tersohor, salah satunya Nasi
Kikil Bu Tandur yang ada di Jalan Prof. M. Yamin, Mojosongo, Jombang.
Nasi kikil yang buka
di sore hari, tepat untuk mereka si perut keroncongan, seperti saya dan
teman-teman. Warung yang bagi saya cukup minimalis, dan sudah banyak pelanggan,
cocok untuk dijadikan referensi kulineran. Rasanya perut dan lidah ini tak
sabar menyantap si kuliner legendaris.
Mantap Jaya |
Duduk tepat di
depan si penjaja, ya sebenarnya biar dekat dengan lauk yang dihidangkan,
ehehhe. Rasanya bingung, ingin menyantap lauk apa. Karena di Nasi Kikil Bu
Tandur terdapat banyak pilihan, dari limpa, empal, babat, jeroan dan
teman-temannya. Kalau yang punya kolesterol, sebaiknya berbuat dosa sebentar.
Karena kuliner malam ini benar-benar maknyus.
Nasi yang
disajikan di atas mangkuk dilapisi daun pisang, lebih membuat aroma sedap untuk
disantap. Apalagi si penjaja tak pelit menyajikan seporsi nasi yang seperti
ukuruan makan kuli bangunan. Kemudian disiram kuah kikil kuning, aroma
rempahnya khas sekali, dan disandingkan buah pepaya muda yang sudah diiris
panjang dan direbus. Kenapa pepaya muda, ya karena bukan pepaya tua, ehehhe
apasih jayus deh ah.
si Mbak yang ngeladenin |
pengunjung dari liar kota |
Karena perut saya
kelaparan, saya memilih seporsi kikil dengan dua lauk, limpa dan babat.
Kemaruk, maafkan ya, wkwkkwkw. Kuah yang hangat, lebih maknyus jika dihidangkan dengan sambal. Untuk rasa, juara banget. Apalagi nikmat
kikilnya pas sekali, tidak terlalu alot atau empuk. Ya karena saya pecinta
kikil, untuk makanan yang satu ini aroma kikilnya tidak menyengat. Ukuran lauk
pun cukup besar.
Jadi, wajar jika
seporsi dihargai 30ribu rupiah. Ada rasa ada harga. Namun, memang kebanyakan
makanan khas jika kita temui di suatu kota pasti terlihat mahal, heran,
wehehhe.
Dengan takaran
nasi banyak, wajar jika si empunya selalu menghabiskan beras 30 kilogram per
harinya, jika dilihat dari banyaknya pelanggan, jadi kenikmatannya sudah tidak diragukan
lagi bukan?
Nasi Kikil di
Jombang memang banyak, bukan hanya Nasi Kikil Bu Tandur saja, masih banyak yang
lain. Namun, warung yang satu ini memang sudah berdiri sejak 30 tahun lebih
lamanya, (okey, saya belum ada di Rahim Ibu). Dan pelanggannya datang dari
berbagai kota, seperti kemarin saya temui wisatawan dari Jogja, Malang, dan
lain sebagainya.
Jadi, jika sudah kenyang dan terpuaskan jangan ada kata berdosa, karena jika datang ke Jombang belum menikmati kuliner yang legendaris tersebut, ibarat sudah PDKT namun tak saling memiliki. Jauh Mbak, Jauhhh. Jika ke Jombang, jangan lupa mampir, dan rasakan Nasi Kikil Bu Tandur.
Tabik
Semoga bermanfaat ^ ^
9 komentar
Aku di sini makannya lama banget, ngobrol sama bapak-bapak kiyai dari Demak hahahahahha.
ReplyDeleteMenunya beragam loh, bikin kalap buahahahhahah
Pasti mantap rasanya. :D Makanan tradisional memang nggak ada duanya. :D
ReplyDeleteJadi lapar. :'D Nikmat sekali kelihatannya
ReplyDeleteNasi kikil? Pasti sedap. :D Aku suka banget sama kikil. Kenyal2 gimana gitu
ReplyDeleteNgiler.... T_T
ReplyDeleteIni favoritnya emakku. Hidup nasi kikil !!!!
ReplyDeleteYa Allah, masih tetep ditanyain "kenapa bukan pepaya tua?" -.- hahaha
ReplyDeleteLapeeer... Hahahaha, suka lah makanan khas begini tiap sdg traveling ke suatu kota.. Kalo jombang aku blm pernah datangin.. Ntr ah, kalo mudik ke solo lagi, agak laman supaya sempet mampir ke beberapa kota termasuk jombang ini..
ReplyDeleteGreat reading your ppost
ReplyDelete