Yang Sejuk di Lumajang! Kebun Teh Kertowono Gucialit dengan Latar Semeru
Kebun Teh Kertowono,
Gucialit — Lumajang. Yang selalu diidam-idamkan wisatawan untuk pose foto karena memiliki latar
Gunung Semeru yang gagah. Ini pengalaman pertama saya berkunjung ke kebun teh.
Yang saya ingat ketika kecil, hanya sempat menonton film Sherina, ia lari-lari
kecil sembari bernyanyi, berputar-putar di kebun teh yang luas. hmm lumayan ketahuan kan saya usia berapa? Usia, tak
jadi masalah, yang penting setia (apasih). Namun, yang saya lihat kala itu, kebun teh yang ada di film Sherina
pun lewat!
Sebenarnya, sebelum
keberangkatan saya, selalu berpikir Lumajang — ada apasih? Cakep ya? Bukannya
kota kecil saja ya? Kan Lumajang terkenal cuma karena pisangnya aja. Well, dugaan saya salah lagi. Lumajang
yang saya lihat kali ini, benar mengagumkan dan patut saya idolakan. Apalagi
panorama Kebun Teh Gucialit dengan latar Semeru.
Di pagi buta,
sekitar pukul 4 pagi, tim kami berangkat dari homestay. Oya, home stay yang
kami singgahi konon bangunan Belanda. Hmm, banyak drama, lucu, dan selalu
diingat. Karena kawan-kawan saya rajin bangunnya, sampai jam 2 pagi pun alarm
sudah bunyi. Kan ngeselin! Tante Terry nih, wkwkkw. Berangkat menggunakan jeep,
yang kapasitasnya kurang lebih muat untuk 5 orang. Jalanan dengan suasana
yang masih gelap kami lewati, meskipun tidak begitu terjal, namun bebatuan yang
tidak rata membuat pantat kami goyang ke kanan dan ke kiri. Jeep menjadi riuh,
karena tidak nyamannya duduk kami.
anggap aja rays of light, wkwkkwkw |
Hampir satu jam setengah kami lewati pun usai, akhirnya jeep berhenti di depan latar perbukitan. Matahari dari barat tampak masih malu-malu, tertutup mendung sedikit. Namun tak apa, saya masih bisa menikmati sejuknya kebun teh yang berada di KBR (Kampung Baru). Perlahan dari sisi barat Gunung Semeru terbuka dari awan yang menutupi, dan lebih indah juga dari sisi timur terdapat latar Gunung Argopuro dan Gunung Lemongan. Memang benar wisata alam yang sepaket keindahannya.
Mas, minggir, saya mau foto |
Sangat disayangkan, saya tidak melihat petani teh, karena pemetikannya pun sudah menggunakan cara modern. Oya, mungkin hanya waktu tertentu saja menggunakan cara yang manual. Dan kini ku baru tahu, bahwa daun teh yang dipanen adalah pucuknya, yaaa "Pucuk, pucuk, pucuk," eh. Setelah puas berfoto bersama kawan-kawan, kemudian kami melanjutkan ke pabrik pembuatan teh hitam.
Melewati jalan pulang yang sama dengan keberangkatan, lagi lagi bebatuan membuat pantat kami goyang ke kanan dan ke kiri, sembari bersenda gurau, tak terasa pengolahan pembuatan teh hitam CTC Kebun Teh Kertowono pun sampai. Biasa disebut dengan PTPN XII, Kertowono — Gucialit — Lumajang. Di setiap pabrik pengolahan teh, memiliki sistem pengolahan fermentasi yang berbeda, ada yang dengan cara orthodox dan CTC (Cutting, Tearing, Curling). Nah, PTPN XII, Kertowono sistem pengolahannya adalah CTC.
Oya, sangat disayangkan sekali kami hanya bisa masuk ke pabriknya, namun belum boleh membidik di dalamnya, karena memang sudah menjadi peraturan pabrik. Tak jadi masalah, karena Pak Bagus dari PTPN XII, Kertowono mau menjelaskan ke kami bagaimana sistem pengolahan di pabrik tersebut.
Kami pun memahami proses-prosesnya, dari pemetikan, angkutan ke pabrik, penerimaan pucuk di pabrik, pelayuan, turun giling, penggilingan, sampai ke pengemasan produk hilir. Kalau dijabarin satu-satu bisa bisa membuat novel tersanjung, karena memang prosesnya banyak sekali. Huhuhu.
Dan yang paling dinanti-nanti adalah ke tempat lab testing teh, Pak Bagus pun menjelaskan bagaimana testing teh yang benar. Disruput di sendok, kalau bisa sampai bunyi, kemudian dirasakan. Hm, kalau untuk seorang Pak bagus yang sudah menjadi tester teh kurang lebih 30 tahun tersebut, pastinya sudah mahir. Apalah saya yang suka minum es tehh di warung aja udah seneng, tanpa bisa membedakan itu teh apa, wkwkwkw. FYI, olahan teh terbaik terjual ke Saudi Arabia. Hm, gak nyangka ya negri penghasil kurma saja beli teh sampai ke Indonesa, yaitu Lumajang!
Nah, yuk kapan kalian explore Lumajang? ^ ^
Tabik, semoga bermanfaat
Melewati jalan pulang yang sama dengan keberangkatan, lagi lagi bebatuan membuat pantat kami goyang ke kanan dan ke kiri, sembari bersenda gurau, tak terasa pengolahan pembuatan teh hitam CTC Kebun Teh Kertowono pun sampai. Biasa disebut dengan PTPN XII, Kertowono — Gucialit — Lumajang. Di setiap pabrik pengolahan teh, memiliki sistem pengolahan fermentasi yang berbeda, ada yang dengan cara orthodox dan CTC (Cutting, Tearing, Curling). Nah, PTPN XII, Kertowono sistem pengolahannya adalah CTC.
jeep di antara karpet hijau |
perjalanan menuju PTNP XII Kertowono |
Pak Bagus menjelaskan proses pembuatan teh hitam |
Oya, sangat disayangkan sekali kami hanya bisa masuk ke pabriknya, namun belum boleh membidik di dalamnya, karena memang sudah menjadi peraturan pabrik. Tak jadi masalah, karena Pak Bagus dari PTPN XII, Kertowono mau menjelaskan ke kami bagaimana sistem pengolahan di pabrik tersebut.
Kami pun memahami proses-prosesnya, dari pemetikan, angkutan ke pabrik, penerimaan pucuk di pabrik, pelayuan, turun giling, penggilingan, sampai ke pengemasan produk hilir. Kalau dijabarin satu-satu bisa bisa membuat novel tersanjung, karena memang prosesnya banyak sekali. Huhuhu.
penjelasan jenis teh |
7 jenis olahan teh, dari yang baik sampai lebih baik |
salah satu jenis yang sering saya konsumsi setia hari 😑 |
Dan yang paling dinanti-nanti adalah ke tempat lab testing teh, Pak Bagus pun menjelaskan bagaimana testing teh yang benar. Disruput di sendok, kalau bisa sampai bunyi, kemudian dirasakan. Hm, kalau untuk seorang Pak bagus yang sudah menjadi tester teh kurang lebih 30 tahun tersebut, pastinya sudah mahir. Apalah saya yang suka minum es tehh di warung aja udah seneng, tanpa bisa membedakan itu teh apa, wkwkwkw. FYI, olahan teh terbaik terjual ke Saudi Arabia. Hm, gak nyangka ya negri penghasil kurma saja beli teh sampai ke Indonesa, yaitu Lumajang!
Nah, yuk kapan kalian explore Lumajang? ^ ^
Tabik, semoga bermanfaat
More info:
Kebun Teh Kertowono, Gucialit, Kab Lumajang - Jawa Timur
Akses menuju kebun teh bisa dilalui motor,
namun harus lapor terlebih dahulu ke pos di sana
Untuk info lebih mudahnya, silakan hubungi
@gucialitorganisasiwisataalam
5 komentar
Busyeeet kita seumuran yah,, tontonannya sherina hahaa
ReplyDeleteKok nggak sekalian nyeduh teh pagi sambil ghibah. Kan udah pas momennya sambil ghibah syariah di sana :-D
ReplyDeletejadi, yang kita konsumsi itu bukan yang terbaik...
ReplyDeletebiarkan yg terbaik untuk para bule hihiii
Lagi ngerti yen Lumajang punya kebun teh seapik ituuu. Memang kita masih warga dunia ketiga, apa-apa dikasih yang kualitas jelek padahal itu hasil kebun dari tanah air kita. Yo weslah mending gawe oplosan teh wae, biar yang suka teh kualitas nomer satu pun menyanjung teh oplosan hahaha.
ReplyDeletepemandangan yang benar-benar sangat indah, di tambah dengan udaranya yang masih segar dan sehat.. :)
ReplyDelete