Desa Wisata Sumbermujur, Tawarkan Potensi Hutan Bambu dengan Ratusan Kalong dan Monyet
Desa Wisata
Sumbermujur — itu yang kerap orang ingat. Namun ini kali pertama saya telusur
ke desa tersebut, karena ingin berkunjung ke hutan bambu yang banyak
diperbincangkan orang. Yang paling utama menjadi sorotan pengunjung adalah
monyet-monyet yang tidak gahar dan ribuan kalong yang singgah di sana.
Di dekat kos saya
punya hutan bambu, tepatnya di Surabaya. Dan banyak banget yang menjadikan
hutan tersebut sebagai lahan foto. Ya, wajar generasi millennial, demi
mendapatkan foto yang bagus dan dipost di instagram. Dan itu hutan bambu yang
saya pijaki pertama, dan Sumbermujur adalah hutan bambu ketiga setelah Malang. Sumbermujur ini yang membuat saya benar-benar excited!
Perjalanan di
Lumajang tidak sekadar ke kebun teh, atau Puncak B29. Nyantanya di Lumajang pun
ada hutan bambu yang tidak kalah seru dari Malang yang pernah saya kunjungi.
Faktanya di sini juga memiliki macam-macam jenis bambu, mulai dari bambu petung
sampai ke bambu muda yang dibuat sayur pun ada. Lengkap.
Kala itu saya berkesempatan
bertemu dengan kepala Desa Sumbermujur, Pak Safi’i. Ramah menyambut kami, dan
ia menjelaskan tentang hutan bambu yang terdapat di desanya. Lebih tepatnya Hutan Bambu
Sumbermujur sudah ada sejak zaman Belanda, mereka lebih menjadikannya sebagai sumber
rebung. (Rebung: Bambu yang masih muda untuk disayur)
Gak kebayang kan,
dulunya hutan bambu tersebut dijadikan sumber mata pencaharian orang, dan mereka
hanya asal menebang tanpa tahu bagaimana ekosistemnya kelak. Nah, sekitar pada
tahun 90-an hutan tersebut diahlifungsikan ke pertanian Desa Tumpangsari. Memang ditebang kembali, namun tidak asal menebang, mereka lebih mengutamakan bagaimana edukasi menebang yang baik, seperti tebang pilih, reboisasi, dan lain sebagainya. Kemudian bambu tersebut dijadikan kerajinan rumahan, dengan cara tersebut menjaga ekosistem alam agar tidak punah.
Well, selain itu
hutan yang sudah terkenal dengan bambunya juga terkenal dengan sumber mata
airnya. As you know, mata airnya
jernih banget. Lazim disebut Mata Air Sumber Deling yang biasa digunakan untuk menghidupi
beberapa desa, keren kan??
Di samping itu, kami juga bisa memberi makan para monyet yang sungguh rakus sekali. Monyet yang terdapat di Desa Wisata Sumbermujur jumlahnya mencapai 300-an lebih, namun memang tidak tergolong monyet yang begitu liar. Selain itu kami juga bisa melihat para kalong yang sedang terlelap tidur. Menyaksikan kalong-kalong tersebut mengingatDulu kalong yang kerap masuk rumah, kadang ada satu, namun kecil saja membuatku teriak-teriak gak karuan. Bayangkan, di Sumbermujur ini gaes kalongnya ratusan, mereka berbaur, dantidak memandang golongan. Hmmm.
Kalong — kelelawar, bahkan ada juga yang menyebutnya "kampret" binatang malam tersebut justru menjadi incaran wisatawan untuk melihatnya. Karena memang ukuran tubuhnya yang besar, dan banyak hingga mencapai 15000 ekor. Jadi ngebayangin, 15000 tuh ternyata batman. *halahh ngaco* wkwkwkkw.
Mata saya terbelalak ketika menyaksikan kalong-kalong tersebut dibangunkan dalam mimpi indahnya *jreng*Dengan pukulan kayu yang sangat keras, kalong-kalong terbangun dan mengepakkan sayapnya terbang tinggi, namun ia kembali lagi ke peraduannya. Yaitu di sela-sela ujung bambu.
Mata saya terbelalak ketika menyaksikan kalong-kalong tersebut dibangunkan dalam mimpi indahnya *jreng*Dengan pukulan kayu yang sangat keras, kalong-kalong terbangun dan mengepakkan sayapnya terbang tinggi, namun ia kembali lagi ke peraduannya. Yaitu di sela-sela ujung bambu.
Jadi gimana? Seru bukan, bertualang sembari ditemani monyet dan melihat ribuan kalong. Apalagi sekarang Sumbermujur sedang mengembangkan wisatanya dengan membuat pemandian, hmmm gimana?? Kalian yang mau ke arah Ranu Pane pun bakal lewat Desa Sumbermujur. Jadi, yuk main ke Sumbermujur!
Tabik, semoga bermanfaat ^ ^
MORE INFO:
Hutan Bambu Lumajang, Jl. Kalpataru Sumbermujur, Candipuro, Lumajang
Bisa diakses dengan motor atau roda empat
Tiket masuk, hanya membayar parkir 2000-5000 rupiah
10 komentar
Picsnya sungguh memukau
ReplyDelete--bukanbocahbiasa(dot)com--
Sebuah ekosistem yg indah banget. Mata air, rumpun bambu, monyet, kalong. Salam lestari
ReplyDeleteSeru banget ya main ke hutan bambu sambil melihat penghuni tetapnya yaitu kalong dan kera. Semoga hutan bambu ini tetap bertahan sehingga air yang mengalir dari nya tetap jernih dan bisa digunakan oleh penduduk
ReplyDeleteKok pohon yang banyak kelelawarnya nggak mati ya? Biasanya pohonnya mati loh karena terkena kencing kelelawar
ReplyDeleteNamanya unik ya sumbermujur, warga disitu sering mujur kali ya. Lihat kalong banyak gitu kok serem, ngebayanginya dikerubuti ama kalong,seru ya bisa eksplore desa wisata gitu, semoga desa wisatanya berkembang dan banyak wisatawan.
ReplyDeleteHyaa ampun, aku liat kalongnya geli-geli euyyy wkwkwk. Padahal kalo diliat dari deket sebenernya wajah mereka imut, tapi gatau kenapa udah girap-girap duluan aku. XD
ReplyDeleteBagus yah hutan bambunya, lebih bersih daripada yang di Surabaya (soalnya bekas TPS sih huhu). Itu monyetnya lucukkkk
Wah aku baru tahu lho kalau di Desa Sumbermujur ini ada kalong sebanyak itu. Terakhir saya lihat kalong sebanyak itu di Riung, NTT. Ah, jadi kepengen ke sana. Salam kenaaaal Kak :D
ReplyDeleteDuhh..mana seehh dayang-dayangnyaa... Aku kok gak kliatan..
ReplyDeletemata airnya benar-benar sangat jernih, ngomong-ngomong itu kelelawarnya banyak banget ya, kalau beneran aku ada disana mungkin bakal ngeri.. hhe
ReplyDeletewoww kampung sayaa😁
ReplyDelete