Bertamasya ke Desa Wisata Malangan, Bikin Gak Mau Pulang
Melihat perkembangan
wisata di sosial media bikin kita ngiler-ngiler, apalagi ketika tanggalan lagi
merah. Jadi, pasti bingung nentuin mau pergi ke mana? Sama siapa, kalau jomblo
mah bebas mau pergi sama siapa aja. *TSAH. Ini salah satu lanjutan cerita saya
selama di Jogja. Pada akhirnya saya dibawa oleh mereka untuk menikmati Desa
Wisata Malangan, di Sleman Jogja.
Selama di Jogja
merasa lebih tentram, padahal rumah saya di Lamongan juga desa. Ibuk Bapak
punya sawah di belakang rumah, tapi tetep aja kesepian. Yaelah, curhat. Jadi
selama di Malangan bersama geng, kami diajak oleh Pak Wiji berkeliling di desa
tersebut. Banyak sekali yang saya rindukan dari sini, di antaranya;
Pertama Berkunjung ke tempat pembuatan keris Ki Empu Sungkowo Harumbrodjo, di sana bisa belajar bagaimana pembuatan keris sampai ke seni tempa pamornya. Nah lho bingung, pamor itu apa? Pamor yakni, seni di dalam setiap keris.
Bangga bisa bertemu
Mbah Sungkowo, Empu keturunan ke 17 dari Empu Tumenggung Supodriyo yang biasa
membuat keris untuk Keraton Yogyakarta. Mbah Sungkowo bercerita, proses
pembuatannya yang membutuhkan waktu lama dan mempunyai ritual khusus yang
diperlukan untuk pembuatan keris tertentu. Pembuatannya juga membutuhkan
konsentrasi, hati yang bersih, dan harus sudah move on. Kadang, jika suasana hati tidak baik, maka
berpengaruh pada hasil pembuatan keris begitu juga untuk pemegang keris. Yang
sangat disayangkan pada waktu itu, saya tidak bisa melihat proses pembuatannya,
karena adanya pameran di Jogja. *oke besok balik lagi*
Yaah, bukan cuma
berkunjung ke pembuatan keris, namun saya juga berkesempatan ke Showroom Batik H & S, serta menyaksikan
proses pembuatannya. Di sini memproduksi beberapa macam batik, dari batik
tulis, cap, sampai ke printing. Yang
sangat bikin hati ingin mengeluarkan uang untuk membeli karena motifnya yang
lucu dan bagus. Huhuhu untung sebelum masuk showroom sudah niat agar tidak
shoping dahulu, wkwkwkkw. Alesan mulu, Neng, kayak anak 3 SMA.
Batik yang dijual
untuk seragam TPA, sinoman, keluarga, dll tersebut dipatok dari harga ratusan
ribu hingga jutaan rupiah. Yaya, wajar batik itu mahal karena prosesnya pun
cukup sulit. Ke Malangan gak afdhol kalau belum berkunjung ke sini, tepatnya di
Krandon Malangan.
Wait, bukan hanya
ada batik di Malangan saya juga Belajar Budidaya Ikan Tawar. Kalau di Jawa
Timur kerap menggunakan tambak, yang biasanya cuma menabur benih ikan, ngasih
makan, kalau sudah besar ya dijaring. Nah di sini beda, saya pun baru tahu
wkwkkw. Bermula dari modal 4,5 juta di tahun 2014 sekarang sudah bisa panen
berkali-kali, wajar kalau di pinggir jalan Malangan ini banyak sekali resto
seafood, ikan tawar. Lah desanya saja makmur dengan budidaya ikan. Dari ikan
lele, gurame, nila pun ada.
Di budidaya ikan
tawar tersebut menggunakan teknologi booster.
Teknologi tersebut merupakan cara modern yang sangat efektif agar panen ikannya
melimpah dan memudahkan pemeliharaan air. Begitu juga mengurangi risiko gagal
panen. Yang mana menejemen booster juga dibutuhkan ketelatenan juga, dengan
membuka central drain pada waktu
tertentu, yang bisa membuat airnya bersih dari kotoran. Yang paling penting
membuang kotoran, jadi gak usah repot-repot nih membuang air kotor dalam volume
besar. Pengin tahu lebih lanjut bagaimana budidaya ikannya? Langsung datang ke
Malangan!
Dibeli, Mbak. Buat makan saya besok |
hanging up
Yang tidak kalah
seru bisa berkunjung ke Sentra Industri Kerajinan
Bambu. Sepengamatan saya, mayoritas penduduk Desa Malangan petani, selain
itu juga sebagai pengrajin bambo yang disulap menjadi kerajinan rumah tangga
yang unik dan bermanfaat. Hasil industri tersebut sudah melalang buana ke
mancanegara. Salah satunya yang paling besar di Malangan, Industri anyaman Bambu Tunggak Semi memiliki banyak pengrajin, dan
mayoritas orang tua. Dari keuletan mereka yang bisa membuat Indonesia tekenal
di mancanegara. Namun, selain
Tunggak Semi pun masih ada beberapa pengrajin lain yang mendirikan industri sendiri
di rumahnya. Kreativitas itu tanpa batas, siapapun bisa melakukannya, asal
niat. SAHH.
calon kembang desa Malangan |
juragan tahu krezz blusukan |
Well done, bagi saya yang paling ngangenin adalah bisa bersepeda dengan sepeda kuno untuk keliling ke Desa Wisata Malangan. Jarak tempat satu ke tempat lainnya gak kayak jarak LDR, semuanya dekat. Duh, surga banget sih tinggal di sana. Menikmati sejuknya dedaunan, menghirup udara pedesaan yang segar, dan eymm orangnya ramah-ramah.
Jadi, kapan kalian ke Malangan?
More info
Desa Malangan, Sumberagung, Moyudan, Sleman DIY
instagram: desawisata_malangan
Facebook: Wisata Malangan
Email: wisata.malangan@gmail.com
15 komentar
Suasana kampungnya mantap
ReplyDeleteDek aya berminat merasakan ketentraman malangan lebih lamaa?
ReplyDeletemmm aku tau caranya. Cari jodoh orang malangan *eh
Ke malangan padahal sudah lumayan lama waktunya, tapi tetepp rasanya kok kurang.
aku pun lebih nyaman ndek jogja timbang ndek omah :)))
ReplyDeletemungkin karena di rumah bisa berinteraksi dengan mantan dadine emoh *eh
Terus terus kalau mau ke Desa Wisata Malangan, dari terminal pusat Jogja naik apa? Berarti ada semacam motel atau losmen tempat penginapan gitu ya, kan desa wisata? Tarif menginap di penginapannya berapa ya?
ReplyDeleteIkut lomba Blog Lenovo Ay, temanya tentang Jogja juga. Sapatau menang kan
Kok nggak ada fotonya Pak Wiji ya? Apa aku yang nggak liat?
ReplyDeleteKudu ke sana lagi buat bikin keris hahahahhaha
Yaiyalaaah gak mau pulang, jelasss... wkwkwkwk itu kenapa gt banget fotoku yak, syemmm macam mbokembok di pasar eh :(
ReplyDeleteAh, calon kembang yang gak mau pulang, Pak Wiji, pulangkan anakmu :(
ReplyDeletekeren banget mba viewnya :)
ReplyDeleteJogja memang bikin betah. Kampung halaman buat siapa saja...
ReplyDeletehuwa seru banget trip ke Malangannya,aku belum pernah tau ada tempat ini di Sleman thanks for sharing kak. Btw batik tulis proses pembuatannya emang cukup panjang dan butuh ketelitian si "pelukis"nya yah wajar sih kalo kain batik tulis jadi mahal deh yaa
ReplyDeleteseru banget yaa.. coba aku ikutan
ReplyDeleteUuuaaappiiik yo Ay.. pingin mrunu akoooh
ReplyDeleteHai calon kembang desa Malangan.. jadi kapan meresmikan titel kembang desa Malangan? Biar gak ada kata 'calon' lagi di depannya :D
ReplyDeleteAya mah gitu,,,, bikin akunya pgn ikut
ReplyDeleteMbak mas kowo alias empu Sungkowo adalah calon kakak ipar ku yang gagal hiks...
ReplyDelete