#WeekendTraveling – Berburu Sunrise di Gunung Api Purba Nglanggeran
Bukan tempat pamer, melainkan tempat merenung. Bukan agar merasa sombong, melainkan agar merasa kecil. Bukan untuk dikuasai, melainkan untuk dijadikan guru,” Fiersabesari
____
Gunung Api Purba
Nglanggeran - sepertinya baru kemarin sore bermanja-manja dengan sunset, tapi
hari ini matahari sudah mulai terbit (lagi). Gak terasa juga ternyata dengan
sunrise mengingatkan berkurangnya usia kita. Hmm. Kali ini saya tidak membicarakan
perihal usia, namun tentang suatu tempat yang memang betul wajib dikunjungi. Ya,
Gunung Api Purba di Nglanggeran, Jogja. Yang membuat takjub saya adalah, bahwa Nglanggeran yang terletak di Patuk Gunungkidul tersebut merupakan desa wisata terbaik se-Asia Tenggara. Siapa yang gak bangga? Apalagi warganya. Hmm *langsung daftar jadi member Nglanggeran*
aku loncat nih, ya
Hari itu rasanya
kaget sekali bahwa trip kali ini bakal naik ke puncak gunung, ya meskipun
ketinggiannya tidak seberapa namun yang namanya nanjak membutuhkan tubuh yang
fit. Pagi itu dimulai dari jam setelah salat subuh. Rombongan kami menuju
Gunung Api Purba menggunakan pick up, rasanya jiwa ini seperti kambing-kambing
yang hendak dikurbankan.
Bahagia sekali,
sebagai pelengkap memiliki guide yang sabar. Ia mengajak kami ke remang-remang
terlebih dahulu untuk melihat city light dari puncak. Dibatasi waktu, karena
memang jadwal kami berburu sunrise dan harus tepat waktu. Jangan sampai
kehilangan jejaknya.
Langkah kami mulai
dipercepat, napas mulai ngos-ngosan. Tapi, saya harus sampai puncak melihat
sunrise. Dengan ketinggian sekitar 700mdpl tidak membuat saya patah arang,
meskipun dalam rombongan ada beberapa pendaki gunung. Jadi, saya pun mulai
semangat.
Akhirnya,
perjalanan ke atas yang tidak sampai memakan waktu setengah jam, namun banyak
drama “kecapekan” yang mebuat lama. Hft..
mereka yang masih tidur
Ciyeh malu-malu
tuh kan masih malu-malu
malu-maluin -_-
Mentari pun terbit
dengan malu-malu, rasanya hati ini deg-degan ketika warnanya mulai terlihat jelas. Langsung
mengabadikannya, saya tidak mau terlewat momen satu pun, ya meskipun ada yang
teriak “Duh, ini ngambil gambar gak fokus mulu,” pengin ngikik tapi kasian, ya
udah saya ketawa saja, wkwkkw.
sedang take film Meteor Garden
sancai
Terbayar sudah
kelelahan saya, apalagi ditambah bisa melihat Embung Nglanggeran dari atas.
Sempurna, sudah. Pagiku diberkahi karena hujan tidak turun untuk pagi ini,
ataupun mendung pun tak hadir. Tawa riang para kawan renyah sekali, mereka
selalu ingin mengabadikan semua yang ada di Gunung Api Purba. Ditambah adegan
si “Mbok” yang masih bisa live IG di sini. Tapi ya gitu, tetep wifi-nya
numpang. Eymm. Terhitung sudah dua jam kami menikmatinya, rasa ini tidak ingin
pulang terlalu cepat, namun ah sudahlah mungkin esok, atau kapan bisa berkunjung
kembali. Ternyata pagiku belum berakhir sampai di sini, saya dapat bonus bisa berkunjung ke Kampung Pitu. Berikut ulasan saya.
Mbah Redjo
Kampung
Pitu
– awalnya merasa aneh dengan kampung tersebut, namun ketika Mbah Redjo yang
mana sesepuh di Gunung Api Purba Nglanggeran, saya baru memahaminya. Meskipun pada awal
penjelasan saya merasa tidak paham, seperti; “Sing metamu kudu salim bolak
balik, nek gak tibo,” What’s that mean? Dan saya pun mengartikannya, berarti
saya di sini harus salim berkali-kali biar gak jatuh. Wahahhaa, ternyata salah
besar. Yang mana artinya; bertamu hanya untuk semedi dan lain sebagainya, harus izin dahulu, kalau tidak dia akan jatuh.
Kampung Pitu yang terletak di timur Gunung Api Purba tersebut memiliki hanya 7 kepala keluarga saja, jadi jika berkurang atau lebih dari 7, mitosnya ada malapetaka bagi mereka, seperti ada yang cek cok, saki-sakitan dan lain sebagainya. Untuk saat ini Kampung Pitu terdiri dari 25 jiwa. Namun sangat disayangkan Kampung Pitu rumah pemilik warganya nyebar, jadi bukan jadi satu tempat.
Adat yang saat ini masih dirutini adalah rasulan, yakni yang biasa dilakukan petani ketani panen tiba. Rasulan atau yang biasa disebut bersih-bersih dusun diagendakan sesuai kesepakatan setiap dusun. Kalau gak salah begitu, mohon maaf jika salah, kalau ada yang mau jabarin di komen gak papalah, hohohoho.
pemain meteor garden menuju kampung pitu
berebut walang
perjalanan menuju basecamp
Setelah dari
Kampung Pitu kami menuju basecamp dengan mobil pickup lagi. Ber-ekowisata di
Nglanggeran ini menyenangkan, selain mendapat foto baru, saya juga mendapat
banyak pelajaran dan pengalaman yang perlu dilestarikan lagi. Lebih enaknya di Nglanggeran terapat homestay, jadi yang mau nginap berhari-hari pun bisa sewa rumah warga. Jadi, kapan nih
kalian berkunjung ke Nglanggeran?
More Info
More Info
- Untuk tiket naik ke Gunung Api Purba berubah sewaktu-waktu. Jadi lebih amannya silakan check di IG @gunungapipurba atau bisa visit ke web gunungapipurba.com
- Jalanan menuju Gunung Api Purba sangat nanjak, jadi lebih baik sewa ojek atau kalau berangkat berjamaah bisa sewa pick up
- Pastikan cuaca bagus, jangan di musim hujan
Happy traveling,
Tabik ^ ^
11 komentar
Olahraga subuh saat naik ke Nglanggeran mbak?
ReplyDeleteSayang pas di sana agak mendung, jadi sunrisenya agak malu-malu :-D
Syemmmm begitu nampang di caption malu2in. Kamfret.. 😂😂😂
ReplyDeleteSerem amat yang tinggal di kampung 7, nggak boleh kurang dan lebih dari 7. Btw, yg pegang walang tangannya lentik banget. *salah fokus
ReplyDeletesyahdu paraahhh yang perpaduan jingga dan ungu
ReplyDeleteOoo ini di Yogya to?
ReplyDeleteBaru tau ada gunung ini
Thx info wisatanya mbk :)
Kok naksir foto yang latar belakangnya Gunung Merapi pake kerlap-kerlip lampu kota. Ajari ambil gambar kek gitu donkkk. Plisss. ^^
ReplyDeletewakakaka. ngakak kowe bilang kudu salaman terus. dan kui mas Rifqy banget, bola bali salaman biar ga jatuh.
ReplyDeleteTapi aku malah penasaran ketika Mbah e bilang ttg Mbah Jenglot. Haha. tapi kudu nyiapin sesajen yg banyak. Aku g mampu.
Nglanggeran lengkap banget ya! Aku masih pengen kemping di sini
beyuh, pengen nyicipi walangnya kayaknya seru bangeet
ReplyDeletecakep bener pemandangannya..ajakin ke sini dong
ReplyDeleteMenyesal saya selama 8 tahun ke Jogja nggak tahu ada Gunung Api Purba Nglanggeran. Baru tahu juga
ReplyDeleteKakk mau nanya itu ke nglanggerannya bisa naik motor gak yaa? Terus ada bayar parkir atau tiket masuk gitu gak yaa? Hehe
ReplyDelete