Ngeteh Sambil Mengenang Sejarah di Rumah Cak Roeslan Abdulgani
Ngeteh Sambil Mengenang Sejarah di Rumah Cak Roeslan Abdulgani – ngapain sejarah pakai
dikenang? Bukankah kita tidak boleh menoleh ke belakang, biar cepet move on.
Yeee, derama. Kalau masa lalu yang ini, wajib kau kenang, wahai adinda. Hiyaaa.
Kali pertama saya menginjakkan kaki, di Rumah Cak Roeslan Abdulgani yang berada
di Kampung Cagar Budaya, RT 04 RW II, Plampitan, Surabaya.
Hayo, ada yang
tahu dengan Cak Roeslan? Beliau adalah negarawan dan politikus Indonesia yang
merupakan menteri luar negri Indonesia (ngintip wiki, heheheh). Jika kalian
memasuki perkampungan ini, jangan kaget jika disuguhi banyak sesuatu yang
bersejarah. Salah satunya rumah Cak Roeslan, yang biasa dikenal WOS (Warung Omah
Sejarah). Di sini, setiap malam sering digunakan untuk tempat cangkur-an.
Menyediakan makanan dan minuman pada umumnya. Namun, yang membedakan tempat ini
dengan warkop-warkop lainnya adalah, suasananya. Di dinding-dinding rumah Cak
Roeslan banyak dipajangi foto-foto masa kecilnya bersama kawan-kawannya. Salah
satu temannya adalah Mbah Syafii. Beruntung sekali saya bisa bertemu dengan
Mbah Syafii, sejarawan yang berusia 80 tahun. Wajahnya bersih, mudah tersenyum,
dan suka berbagi cerita masa mudanya dulu. Bukan hanya itu, beliau juga
mempunyai tips untuk awet mudah, yakni; istirahat teratur, tidak makan pedas,
menghindari minum es, dan olahraga teratur. Siapa sangka, jika Mbah Syafii ini
rajin bulutangkis. *duhhh aku aja boro2 bulutangkis, lari-lari aja jarang,
hiks*
Pak Djarot menjelaskan sejarah rumah Cak Roeslan
Wajar saj, jika
rumah Cak Roeslan banyak dikunjungi wisatawan, karena menceritakan banyak
sejarah ketika dahulu. Rumah yang berhadapan dengan Masjid Plampitan itu juga banyak
dikunjungi kolektor dari berbagai kota. Mereka mengincar barang peninggalan.
Beberapa barang yang pernah memikat hati mereka adalah jam lonceng kecil. Namun,
Pak Djarot sang menantu tidak melepas barang berharga apapun itu. Wajar, jika tidak boleh dibeli, bukan perkara
mahal atu tidaknya, namun kisah di balik barang itu yang berharga.
Selain rumah Cak
Roeslan, di perkampungan ini banyak sekali bangunan tua, yang masih memiliki
arsitektur zaman Belanda. Kebanyakan rumah di sini memiliki lorong, itu yang
menjadi identitas rumah zaman dahulu. Bukan, bukan hanya itu, namun hawanya pun
dingin. Ehe.
lorong rumah di perkampungan sejarah
raisa lagi ngeteh
Mbah Syafii :*
Jika kalian ke
sini, jangan lupa banyak bertanya ke Pak Djarot, yang baik hati. Wajah beliau
boleh sangar, namun ketika bercerita tentang sejarah, beliau selalu mau. Wajar
kalau saya kemarin bersama kawan-kawan blogger Surabaya diajak menyusuri
perkampungan, dan diberi tau penggagas Masjid Peneleh. Belum cukup puas jika di
sini belum ngeteh, atau ngopi, maka dari itu kalian juga harus ngopi di sini
sembari belajar sejarah.
Tabik,
semoga bermanfaat
15 komentar
Pengen kapan2 main ke sini sama suami. Kayaknya seru yaa. Tapi aman gk klo bawa anak kecil?
ReplyDeleteamaan mbakk, gak ad apa-apanya kok hihihi
DeleteSenyumnya mbah Syafi, mantab.semangat dan ceria
ReplyDelete*bawa pompom* lalayeyeylalalyeyeye
DeleteCangkur-an apa Cangkruk'an Ay? Hihi
ReplyDeleteduh, ilatt londo aku, mbak wkwkkw
Deletedimaklumin ae nek typo
Rumahnya Cak ROeslan meski sederhana, kelihatan rapi dan adhem ya.Semua tertata rapi hingga pengunjung tampak kerasan berlama2 disana.*liat mbak Aya tuh nyante nyeruput teh. Hihii
ReplyDeleteWKKWKW, Ambassador teh aku, Mbakk uuu
DeleteWah keren rumahnya, Harus dijaga itu. Sejarah itu utk cermin, utk tahu siapa kita dan darimana kita berasal.
ReplyDeleteyaap, bener
DeleteAh artikel ini bikin saya menyesal nggak bisa ikutan :(
ReplyDeleteyahhh kamoo sihh
DeleteSejarah dari benda-benda masa lampau bisa untuk mengenang hal yang bisa dijadikan jejak yang menjadikannya sekarang ya. Mbah syafii masih sehat gitu, resepnya opo tho, mbah.
ReplyDeleteyahhh itu rsepnya udah ditulis, ah kaka mahh -_-
DeleteWahhhh... mbahnya sehat gitu yaa. Keren! Kapan2 pengen juga main k sini ah :)
ReplyDelete