Awal Bekerja - Jadi Wartawan Itu, Asyik!
“Pulang bawa berita, gak pulang masuk berita,”~
Ih, quote-nya
ngena! Dapat kalimat se-keren itu, tatkala saya sedang duduk di ruangan yang
lebarnya lima jengkal tangan, panjang enam jengkal. Sembari duduk dan menikmati
musik, tidak memerhatikan apa yang jatuh. “Plung!”
***
Abaikan, abaikan kalimat di atas,
hehehe. Jadi gini, postingan ini tentang curcol dan pengalaman saya kali pertama bekerja sih, ketika
menjadi wartawan amatir yang masih oon. Untung aja ya, saya imut nan lucu, dan
rada oon. Kalau gak ada oonnya berarti saya sempurna, kan tujuan kamu untuk melengkapiku
biar sempurna. Ehe. Saya teringat dengan kejadian journalist tertembak mati
ketika sedang live membawakan berita. Miris, keren, hebat, terharu, sedih. Jadi
gini, Alhamdulillah saya sekarang sudah resmi menjadi wartawan junior. Berjalan
bulan ketiga saya mulai merasa tertantang, kenapa? Karena banyak pengalaman
yang menarik selama saya menjadi pewarta. Apa aja sih pengalaman saya selama
memasuki bulan ketiga ini?
Pengalaman pertama~ saya
tertantang bisa diberi amanah untuk meliput daerah eks-lokalisasi terbesar se
Asia Tenggara di Surabaya. Daerah yang mana masih berkeliaran mafia pembela mucikari. Bisa
bayangin kan, anak perempuan yang masih belia nan perawan ini ketika memasuki
kandang mucikari. Tatkala itu saya merinding dapat pekerjaan seperti ini. Tapi
gimana lagi, ini adalah pekerjaan saya. Risiko yang saya alami harus saya
terima . Itu yang tertempel di jidad saya. Saya Aya, memasuki kawasan tersebut
ya Alhamdulillah setelah ditutup sekarang sepi seperti kota mati. Saya
mengendarai motor, nenteng tas ransel sambil gendong tas kamera. Di sana ada
mafia berbadan gede kayak Agung Hercules masih mondar-mandir. Hati saya ini
gemeteran, sembari komat kamit, “Tuhan kalau sampai usia saya hanya berhenti di
sini, semoga itu yang terbaik,” merinding! Saya tetap berjalan lurus, sembari
melihat kaca spion dan melihat mereka yang matanya masih tertuju ke saya.
Keringat dingin ngucur. Ya, Alhamdulillah rumah narasumber saya sudah ketemu
dan narasumber saya pun ramah. Saya menghindari mewawancarai mantan mucikari,
demi nyawa. Cukup warga terdampak di eks-lokalisasi tersebut. Saya kagum, ada
narasumber saya yang dulunya mantan tukang parkir di Dolly sehari ia mendapat
penghasilan dua sampai tiga juta rupiah. Gimana booooo? Keren, kan? Eh, tapi setelah
penutupan lokalisasi ia bangkrut, mempunyai modal satu juta dan ia buka untuk
usaha sablon. Kagetnya saya, sekarang omzetnya 80 juta. Itu duit? Okey, dan
setelah saya wawancara saya berniat mencari narasumber lagi dengan cara ngopi
di warung dekat Dolly. Ketika saya nanya ke Ibu pemilik warung, “Bu, asli
mriki?” tiba-tiba seorang laki-laki bertubuh besar menghampiri saya dan
marah-marah. Matanya melotot, dan mendobrak meja. Saya hanya terdiam, dan
menelan ludah. Ya, gitu lah saya hanya bisa nyebut.
Pengalaman kedua~
Ketika saya mengambil foto di daerah JMP saya didatangi orang gila, dia
marah-marah ke saya sambil nunjuk-nunjuk saya, dan okey, saya kabur. Mending
ketemu mafia daripada ketemu orang gila. Errr
Pengalaman
ketiga~Punya Pak Bos yang baik hati super, editor baik, rekan kerja yang ramah.
Gak pernah saya bertemu dengan orang seperti ini. Dan, kagetnya mereka sampai
mau ngasih saya pengawal untuk liputan. But, I can do it! Jadi gak usah saya
dikawal. Dikawal ke pelaminan boleh kok, Pak. Ehee
Pengalaman keempat~
teman saya bertambah, kenalan saya banyak, gebetan nambah, lah! Jadi saya
senang sekali kenalan saya bertambah dari satu narasumber ke narasumber yang
lain.
MENGEJAR DEADLINE DEMI BELI POPOK BAYI |
Nah, dari beberapa
pengalaman saya, saya ungkapkan empat dulu. Nanti nyusul. Namun, di samping itu
ketika saya menjadi pewarta, orang tua saya tidak mengizini karena ini pekerjaan
yang bertarung dengan nyawa. Tapi, Alhamdulillah setelah saya yakinkan mereka
saya dapat restu, yippi! Asyiknya
bekerja sesuai hobi, seberapapun bayarannya yang terpenting berkah, dan
pekerjaanmu bermanfaat. Dan harapan saya, semoga pekerjaan kita selalu lancar dan dilindungiNya.
Hayoo, jadi apa nih pengalaman yang menarik di pekerjaan kamu? ^ ^
Hayoo, jadi apa nih pengalaman yang menarik di pekerjaan kamu? ^ ^
Tabik, manis ^ ^
41 komentar
Salam manis dari wartawan majalah yang pengalamannya dibola2 narasumber. Haiii...
ReplyDeleteHaiii, salamm
DeleteWeleh-weleh sekarang udah jadi pewarta ih. Keren kak! :D
ReplyDeleteKamu yang keren, Kak :(
Deletehati2 ya aya sayang, selalu bismillah dalam setiap langkahmu. Dan penting bgt emg restu orang tua ada ridhonya Allah :)
ReplyDeletebtw itu rok foto diatas kok unyuuuuu ceh *eaaaaak
Mbakyunyaaa akyuuuu, iyaaa mumumuaachh kukan selalu hati-hati :*
Deleteapa yaaa.... pengalamanku selalu menarik *ditoyor*
ReplyDeleteiyaaa selalu menarik
Deleteseru banget yaaa .. nano-nanooo
ReplyDeletesemogaa kamu teruss terlindungii ..*jangan lupa disiram yaaa* *ehapasih*
Aaamiin, hahha iya udah kusiramm mbak :D
DeleteAlhamdulillah ala kulli haaal.... Segala puji bagi Allah atas semua kejadian dan pengalaman hidup kita ya Ay...
ReplyDeleteSemoga bahagia, Aya... Semoga bahagia :)
Aaamin, mbak :')
DeleteWaah bacanya jadi nostalgia nih :D
ReplyDeleteDulu, beberapa tahun lalu saya sempet jadi pewarta waktu heboh-hebohnya pejabat daerah korup itu lho. Ada yang seru dan deg2an, ketika demo pasar dan ngejar2 mobil blanwir pake motor supra x jebot alhasil mobil ke mana saya ke mana haha :p Ada yang serem dan tegang juga, pokonya gado2 😂
wihhhh kerennn kerenn, ayo ditulis dong, kak biar aku baca hihihi
DeleteJadi wartawan capek mak, capek ati karena dibully mulu, IYKWIM, apalagi tempat kerja saya, haha *curcol*. Saya malah mau rehat sebentar mak dr dunia jurnalis...
ReplyDeleteiya dibully mulu :;)
Deleteaku juga pernah jadi reporter ,,
ReplyDelete2 tahun lalu
seruu sekali loh yaa hihi
apalagi undangan makan gratis nya
wkwkwkw
Wakakakkaka yang terakhir itu, rezeki tambahann makk
DeletePengalaman yang paling seru dari pekerjaan saya itu ngurusin giro, cek dll huaaaah
ReplyDeleteGirooo hahahahhahaha jadi inget, tinggg
DeletePengalaman yang paling seru dari pekerjaan saya itu ngurusin giro, cek dll huaaaah
ReplyDeletePengalaman yang paling seru dari pekerjaan saya itu ngurusin giro, cek dll huaaaah
ReplyDeleteSaya jadi blogger personal saja mbak, yang tidak dikejar deadline... hehehe
ReplyDeletehahaha iyaa sih, but bagi saya kurang menantang wahahhaah
Deletewih, ngeri bgt yah. Aku mah gak berani
ReplyDeleteharuss beranii CMIW
DeleteSeru dan berwarna sekali ya Mbak pengalamannya, saya dulu juga pengin jadi wartawan tapi ga tahu harus kemana cari jalannya, maklum kuper :D
ReplyDeleteKalau saya juga banyak yang dialami kerja di perpus, ntar deh saya tulis di blog ya hi3
Nahh bolehh tuh mas tentang perpus dituliss saja, nanti sayaa bacaa hihiih
Deleteasiknya yg jd pewarta...uhuyyyy
ReplyDeleteehee
DeletePulpennya persis milik saya. Nah lo nggak nyambung.
ReplyDeleteHahaha. Dunia baru ya Ay, selamaaaat jadi wartawan. Ih, dulu saya juga pernah punya cita-cita kayak begono. Tapi nggak tercapai, sekarang jadi blogger aja dah.
waahahaa itu pulpennya milik jamaah mak, jadi pada sama. Nah jadi blogger juga sama aja kok, hihihi
Deletesemoga sukses ya mba dengan karir nya :) good luck
ReplyDeleteaamin, :D
DeleteSeru juga ya, ada banyak kesempatan untuk melihat sisi lain dari kehidupan ini =)
ReplyDeleteNahhh, betul, mas :D
DeleteMau dong di-supply berita? *lalusunyi*
ReplyDeleteLAHHH, boleh boleh hihi
DeleteAku dulu punya cita-cita jadi penyiar radio, haha. Tapi sekarang mandeg jadi karyawan, pfff. Tetep seneng sih ngejalaninnya.
ReplyDeleteSemoga jadi wartawan yg kuat, jujur dan selalu menyebarkan kebenaran ya... :)
Wahh ayoo mbakk jadi penyiar, dicobaa dulu hihihi
DeleteAmiin :D
Keren kerja sebagai wartawan
ReplyDeletePasti bakal sering ketemu artis mba :D
Sukses terus yah mba sama pekerjaan'a, jangan ngasih berita yang palsu hehehe :D