[Lomba Blog Pegipegi] - Memahiri Sejarah Megalitikum Ngada, Flores
LET'S GO! (SUMBER FOTO) |
Saya
mempunyai kisah nyata, karena dihina oleh wisatawan Belanda yang berkunjung ke
Indonesia. Saat itu, saya benar-benar dipermalukan, oleh diri saya sendiri.
Saya yang cukup bodoh belum mengetahui sejarah Indonesia. Pada suatu siang,
saya berkunjung ke salah satu tempat yang bangunannya masih berasitektur gaya
rumah Belanda. Kemudian, dia menepuk bahu saya dari belakang.
“Is it the Netherland’s building?”
katanya sembari menghadapku. Dia yang bertubuh tinggi besar, dan kepala saya
mendongak lumayan capek, karena jarak bibirnya dan kepala saya yang lumayan
jauh. Mungkin saya terlalu mungil
“
I don’t know” jawabku.
“You don’t dispite being Indonesian, know too
less of Indonesian history. For your knowledge I didn’t go to school. And I
came here to learn Indonesian’s history” tukasnya cepat, kemudian dia
segera meninggalkan saya yang sudah bercucuran keringat. Begitu katanya ketika
saya menjawab, belum tahu tentang bangunan tersebut. Saya belum memahami
bangunan tersebut, karena saya juga termasuk salah satu pengunjung.
Untuk saat itu dan sampai sekarang, saya
benar-benar malu. Benar katanya, saya ini orang Indonesia tapi saya terlalu
bodoh untuk mengetahui sejarah Indonesia. Padahal yang ditanyakan olehnya
adalah sebagian kecil dari Indonesia. Bagaimana kalau dia menanyakan tentang
hal lain? Tentang suatu tempat yang di luar pulau, mungkin. Apa bibir saya
tidak menganga, karena malu? Maka dari itu, saya sedari kejadian tersebut saya
benar-benar ingin mempelajari sejarah Indonesia, dengan berkunjung ke suatu
tempat.
***
Dari
cerita pengalaman saya tersebut, saya termotivasi untuk benar-benar belajar
sejarah di Indonesia. Apalagi tentang tempat wisata yang sering dikunjungi
wisatawan mancanegara. Beberapa hari yang lalu saya nyangkut di twitter @pegi_pegi . Saya lihat ada postingan gambar yang menarik, yaitu “Kampung Bena”.
Saya teliti, dan cari tahu di berbagai blog.
KAMPUNG BENA (SUMBER FOTO) |
Dan, adapun
yang mebuat penasaran karena masyarakatnya mempunyai budaya yang sangat
khas, sehingga membuat daerah Ngada dimasukkan Unesco ke dalam daftar tentatif World Heritage. Ada perkampungan megalitikum
yang menarik di Ngada yaitu; Perkampungan Bena, atau sering juga disebut salah
satu perkampungan megalitikum yang terletak di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara
Timur. Tepatnya di Desa Tiwuriwu,
Kecamatan
Aimere, sekitar 19 km selatan Bajawa. Kalian
wajib tahu, di Kampung Bena dipertahankan budaya zaman batunya, yang tidak
banyak berubah sejak 1.200 tahun yang lalu. Kalian sudah lahir? Kampung ini
sudah cukup tua, kan bagi kalian? Kalian harus tahu di dalam perkampungan ini
terdapat ada 9 suku yang menghuni 45 unit rumah, yaitu: Suku Dizi, Dizi Asi,
Bena, Wahto, Deru Lalulewa, Deru Solamae, Ngada, Khipa dan Ago. Setiap satu
suku berada dalam satu tingkat ketinggian. Rumah suku Bena sendiri berada di
tengah-tengah. Karena suku Bena dianggap suku yang paling tua dan pendiri
kampung maka, karena itu dinamai dengan nama Kampung Bena.
Pengin tahu,
sejarah dari suku-suku tersebut. Apalagi tentang bangunan yang menguhubungkan
antara leluhur lelaki, dan bangunan yang menghubungkan leluhur perempuan. Jika
kita lihat dari segi wilayah perkotaan, mungkin arti dari leluhur, sekarang sudah
tidak dipedulikan, bukan? Inilah wajibnya kita mengunjungi Perkampungan Bena, Ngada
untuk mengetahui sisi sejarahnya.
TENUN IKAT KAMPUNG BENA (SUMBER FOTO) |
Memangnya di Ngada
hanya belajar sejarah di Perkampungan Bena? Jelas tidak. Berkunjung Ke Ngada
bukan hanya sekadar traveling, kita juga dapat melihat aktivitas warga di
Kampung Bena, misalnya menenun kain. Yang mana kriya dari Indonesia yang
bernilai tinggi. Wajib disuarakan!
PEMANDIAN AIR PANAS MENGERUDA (SUMBER FOTO) |
Setelah kita
mengelilingi Bena, sebelum beranjak pergi ke hotel kita bisa mengunjungi pemandian
air panas yang alami, Mengeruda. Namanya cukup absurd, tapi tempatnya bagus
untuk merendam tubuh yang lelah mengelilingi suatu tempat. Banyak juga
wisatawan yang berkunjung ke tempat pemandian air panas Mengeruda.
***
Manusia
suka sekali dengan berandai-andai. Salah satunya saya. Saya pengin keliling
dunia, yang paling utama keliling Indonesia. Mimpi saya tinggi sekali ya? Gak
papa lah, mungkin bisa jadi kenyataan, akan saya bawa kalian. Tapi budget sendiri-sendiri ya. Tenang, mudah
sekali jalan menuju Ngada, hanya pesan tiket pesawat tujuan Flores, NTT. Dan
akhirnya menuju Ende, di bandara H. Hasan Aroeboesman. Kemudian akan menyusuri jalan darat (ke arah
barat) menuju kota kabupaten Ngada. Kemungkinan, jaraknya sekitar 120
kilometer, dan saya akan menjamah Perkampungan Megalitikum tersebut bersama @pegi_pegi dan Koh @aMrazing. Setelah
saya mendapat berbagai macam ilmu, karena tujuan saya bukan sekadar traveling,
saya harus menyuarakan Ngada, salah satunya dengan menulisnya di blog.
Semoga berkunjung ke tempat tesebut, dan
mempelajari sejarahnya, agar saya banyak dapat ilmu, dan agar tidak dilecehkan lagi
dengan kaum wisatawan mancanegara.
Sumber Tautan:
Tulisan ini diikutsertakan
dalam Lomba Blog Pegipegi #BukanSekedarTraveling bersama @pegi_pegi dan Koh @aMrazing
6 komentar
subhanallah...jaman skrg masih ada ya perkampungan megalithikum macam begitu, baru tau pisaaaan inih...Flores emg gk ada matinya yak, mudahan bisa kesana yaaaa.
ReplyDeletebtw gd luck ngontesnya saaaaai ^^
Ayok, Ibu cantik, kita ke sini. :D
DeleteAamiin :*
Aku juga pengen banget ke kampung megalitikum ini, pengen liat bgt kebudayaan disana... semuanya serba tradisional yah
ReplyDeletesemoga bisa kesana juga. sukses ya^^
Iya, semoga, aamiin, Kakak :*
DeleteNice... :) suka. Semoga kita semua bisa mewujudkan impian keliling indonesia
ReplyDeleteTerima kasih, Kak. Aamiin. :)
Delete