[23]- Mengagumimu Dalam Diam
Surat
keduapuluh tiga, untukmu yang saya kagumi. Sedari tujuh hari yang lalu, sampai
dini hari. Kau tidak pernah berubah, padahal saya baru saja mengagumimu. Hanya
kagum, bukan jatuh hati, apalagi sampai jatuh cinta. Sosok pria, yang belum saya
temui raganya. Kau tidak bosan membuat berpuluh-puluh wanita kagum karenamu,
wahai Tuan. Kalimat yang kautulis di beberapa sosial media, bisa mebuat perempuan
candu membacanya. Mungkin, bukan hanya perempuan saja, tapi pria pun begitu.
Mudah
sekali untuk saya dalam mengetahui segala sesuatumu. Saya bisa melihat beberapa
postinganmu di beberapa sosial media. Tapi, mungkin itu tak cukup untuk
menjawab sebuah fakta darimu, Tuan. Selalu ada yang kausembunyikan dari public. Mungkin, banyak perempuan juga
yang jatuh cinta karena perangaimu. Dan, mungkin juga banyak pria yang cemburu,
olehmu.
Tuan,
berhentilah mengagumkan. Berhentilah mengeluarkan kalimat manis, dan indahmu. Berhentilah
membuat perempuan jatuh cinta, karenamu. Persuntinglah perenpuan yang kaupilih, agar
perempuan lain berhenti jatuh cinta padamu. Dan, berhentilah menjadikan
perempuan, tidak dapat memilikimu. Termasuk saya, Tuan. Saya tidak pernah
menjadikan hati ini jatuh padamu, tapi kagum karenamu. Terima kasih untuk semua
yang kauucap di berbagai sosial media, banyak yang saya pelajari darimu.
“You’re the most amazing person, who choosen
to shine even after all the storms they have been through “ –
Pengagummu dalam diam
Tabik,
Hari ke-23
dalam program #30HariMenulisSuratCinta
6 komentar
typo, uhhh!!!
ReplyDelete"Persuntinglah (((perenpuan))) yang kaupilih, agar perempuan lain berhenti jatuh cinta padamu." :D
Yaelahhhhh, maklum, gue kan juga manusia braih
Deletetulisannya bagus mbak :)
ReplyDeleteKamu pun begitu, :)
DeleteUhuk... bener juga, kalo emang kita gak bisa mendapat kepastian, persunting aja perempuan lain biar kita gak terlalu lama ngarep :3
ReplyDeleteIhirrr, bener. Muach. :*
Delete