[22]- Lelaki Terhebat
Surat
keduapuluh dua, ya? Untukmu (lagi), Ayah. Yah, kamu laki-laki yang terhebat yang
saya kenal. Dari dulu, dari saya keluar dari rahim Ibu. O, ya akhir-akhir ini
Ayah sering mengeluh sakit, Ayah kenapa? Ayah jaga kesehatan. Maaf kalau
putrimu ini sering cuek, bandel, nakal. Tapi, saya tetap sayang Ayah. Yah, saya
pernah berpikir, pernah gak ya, ada lelaki yang mencintai saya yang cintanya
melebihi kamu. Sepertinya tidak ada, Yah. Yah, andai pernikahan itu tidak wajib
bagi manusia, saya rela tidak mau dipersunting lelaki lain, saya pengin tinggal
bareng Ayah saja. Ayah dari kecil gak pernah memukul saya, berkata kasar pun
tidak. Mungkin, sebaliknya, saya yang sering marah sama Ayah. Maaf, Yah. Yah,
saya tidak mau menuliskan surat ini terlalu panjang, saya takut mengganggu
kerjamu. Jangan lupa seduh kopimu sebelum bekerja, Yah.
Tertanda: Saya putrimu yang mencitaimu
Surabaya,
20 Februari, 12:03 WIB
Tabik,
Hari
ke-22 dalam program #30HariMenulisSuratCinta
1 komentar
semoga anaknya yg cuek ini bisa diberi petunjuknya yak, om
ReplyDeletebilang lgsg kyak gtu dong ke ayah lo, ka. hahah