[18]- Untuk Nona Bermata Cokelat
Kepada : Nona yang Bermata Cokelat
Perihal : Kecewa
Nona,
di sini akhir-akhir ini langit suka menangis. Apakah di kota Nona juga seperti
ini? Nona pernah berkunjung ke kota saya, bukan? Tapi Nona, belum menemui saya, bukan? Saya kecewa,
Nona. Saya menunggu berjam-jam di kamar kos saya, yang sedikit mungil, dan
tidak ber-AC. Memang kamar kos saya tidak ber-AC hanya memiliki kipas yang
lumayan kecil. Terkadang, baling-balingnya berputar sangat kencang, seperti
gebetan yang suka ngajak pacarnya keliling tanpa tujuan. Asal Nona tahu, saya
menunggumu dengan berkeringat, karena listrik yang sedang padam. Dan, Nona juga
harus tahu, dalam keadaan menunggumu saya kelaparan, di luar pun hujan. Saya
harus apa, Nona? Kalau saya tidak menunggumu, mungkin saya sudah pergi keluar
hujan-hujanan untuk makan sendirian di warung makan yang kecil. Dan, saya bisa
membeli rendang, soto, ataupun bakso dalam kemasan mie instant.
Ketika
itu, Nona berjanji ingin menemui saya setelah pesawat yang Nona tumpangi
mendarat. Dari tujuan Kupang menuju Surabaya. Tapi, da aku mah apa atuh, Nona?
Hayatii lelah, Nona. Berbi kesal. Rasanya saya ingin manggung bareng Mbak Cita
Citata. Nona, saya tulis surat ini untuk Nona yang mempunyai perangai yang
indah. Mata cokelatmu, yang selalu mengingatkan saya. Bicara dan tutur katamu,
yang selalu mendinginkan saya. Dulu, kita sempat bertemu, tapi tidak berbicara
sedikit pun. Nona yang tiba-tiba pergi meninggalkan saya tanpa pamit. Padahal,
Nona tahu, kita dipisahkan sudah berapa tahun lamanya. Tiga tahun, mungkin.
Bagi Nona sebentar, bagi saya lama. Nona tahu kenapa? Tiga tahun hidup
menjomblo, bagi saya sangat sangat lama, Nona.
Nona
bermata cokelat, saya harap, sebentar lagi kita dipertemukan. Meskipun kita
berkawan dan tervonis memiliki hubungan jarak jauh, yang terpenting kita saling
mendoakan. Saya mendoakan untuk kesuksesan kita, semoga Nona pun begitu. Jadi,
semoga Nona sadar diri, surat ini bukan surat cinta, tapi surat perihal
kekecewaan saya terhadap Nona. O, ya, saya dengar, Nona sudah punya kekasih
baru, ya? Dia seorang laki-laki, bukan? Saya sedikit indigo, pasti tahu. Untuk
membicarakan kekasih barumu, sepertinya cuma itu saja. Baiklah, Nona. Mungkin,
surat saya sampai di sini saja. Satu lagi, saya kangen kamu, sekangen
kangennya. Terima kasih, Nona. Semoga kaumembaca surat saya. Selalu ada doa
untukmu.
Surabaya,
16 Februari 13:13 WIB
Tabik, Kawan...
Hari ke-18
dalam program #30HariMenulisSuratCinta
5 komentar
"Tiga tahun hidup menjomblo, bagi saya sangat sangat lama, Nona."
ReplyDeletehahahahahahahahahhahahahahahahahahahahahahahahahahahaaaa
ADIT!!!
Deletesumpah ngena pas di hatiku
ReplyDeleteKamu luaar biasa kejam wkwk 😂😭😭
Iya, emang eike kejam baru tahu? >,<
DeleteKata-katanya menyentuh :")
ReplyDelete