[14]- Undangan Pernikahan
DOKUMEN PRIBADI |
Kepada : Suami Orang
Perihal : Minta Maaf
Selamat bahagia,
semoga kaubahagia, dengan perempuanmu pasti. Tuhan mempertemukanmu dengan
jodohmu, di mana? O, ya, sebelumnya saya minta maaf atas ketidakhadiranku,
waktu itu. Bukannya saya sibuk, atau bagaimana. Tapi, memang semua jadwal sudah
ditandai dengan acara saya. Iya, acara perkuliahan saya yang sangat
memuakkan. Bak obat pahit, yang dicampur
dengan oplosan mengkudu dan jengkol. Bagaimana? Muak, bukan? Setelah pernikahanmu
beberapa bulan ini, bagaimana? Kau bahagia tidak? Kontak BBM-mu tidak aktif,
kenapa? Apa kau terlalu sibuk dengan istri barumu? Atau kau terlalu sibuk
dengan bulan madu yang sangat mewah, atau sibuk dengan pekerjaanmu? Saya lupa,
kapan pertemuan terakhir kita. Sepertinya lebaran tahun lalu. Itupun waktu kita
bertemu di acara halal bihalal SD. Hahaha. Kita satu Taman Kanak-kanak juga,
bukan? Bagaimana kalau kita mengadakan reuni juga? Sepertinya lebih asyik.
Sebentar, saya mau bicara perihal pernikahanmu.
Saya ikut bahagia. Semoga kau cepat diberi keturunan. Tapi, kalau saya
boleh request, jangan yang sepertimu. Kau sedikit menyebalkan. Suka membullyku,
waktu itu. Tapi, saya maklumi, perempuan manis seperti saya, mana ada yang berani
diam. Pasti bisanya digodain laki-laki, bahkan digodain perempuan pun sering. Hah?
Kabarmu
baik, bukan? Kau tidak usah mempertanyakan bagaimana kabarku. Saya sekarang
baik-baik saja, mungkin terkadang hati saya sedikit sakit. Itupun tidak terlalu
lama. Ya, wajar, pasti karena suatu hubungan. Kawan, saya akhir-akhir ini
sering bingung. Tidak ada lagi teman sepertimu, yang mau saya mintai tolong.
Hahaha, kamu sudah jadi suami orang. Saya tidak bisa mengojek gratis. Hmm, tapi
tenang, saya sudah mandiri. Tidak seperti dulu. Kalau kau ada waktu, mainlah ke
rumah saya. Di sana ada Ibuku, Ayahku, dan Kakak Adikku yang baik hati. Dan,
ada saya juga yang manis sekali. Huekekekk. :D
Saya
minta maaf sekali lagi, untuk undangan pernikahan itu. Memang banyak yang
mencariku untuk menghadiri pernikahanmu. Hm, ya kau tahu sendiri apa alasan
saya. Pantas kaubilang setelah pernikahanmu tepat; “Kamu tamu yang kutunggu,”
dan sejak itu, semua kontakmu tidak bisa dihubungi. Semoga kau bahagia, Kawan.
Tabik,
Hari ke-14 dalam program #30HariMenulisSuratCinta
1 komentar
ohh.. udah 14 hari yaa. . .
ReplyDeletecepet amat. . . --"
mungkin yang paling istimewa dari kisah #30HariMenulisSuratCinta adalah di surat pertama dan terakhir.. haha (((mungkin)))..