[13] - Luka
SUMBER FOTO |
Gadis,
menghitung hari sampai detik ini. Terhitung
sembilan bulan, lebih. Eghon masih di atas kursi roda. Lelah pun tidak
terasa, Gadis menyayanginya. Ia butuh dukungan, Eghon Firmansyah. Sembilan
bulan di atas kursi roda, belajar jalan, namun masih tertatih-tatih, bahkan
lebih pintar anak kecil yang usianya beranjak satu tahun. Jatuh, berjalan,
jatuh lagi. Nama Ibunya pun dia lupa, dia masih ingat Tuhan? Tidak, dia lupa.
Memorynya hilang, kemana? Entah. Karena perempuan, yang tidak cantik, manis pun
tidak, apalagi pintar. Tapi Eghon menyayanginya. Sayang yang dalam, melahirkan
luka. Eghon belum siap jatuh cinta, sekali jatuh, sakit sedalam-dalamnya.
“Siapa
perempuan itu? Akan kuambil pisau dan kusayat lehernya,” kata Gadis mengamuk di
depan cermin. Wajahnya pucat pasi.
“Jangan
balas dendam, terima saja takdir yang dialami Adikmu,” jawab perempuan tua
berkonde.
“Kebaikan
dibalas kebaikan, sayang dibalas sayang, begitupun kejahatan,” jawab Gadis.
Eghon
berjalan tertatih-tatih, memeluk Gadis, mendekapnya erat, dan mencium keningnya. Meneteskan air
mata. Ingatannya sedikit pulih, dia mulai bisa membedakan, mana Gadis, Ibunya,
dan Ayahnya. Bahkan, Iren perempuan yang pernah menjalin kasih dengannya pun,
dia mulai ingat.
Kecelakaan yang
menyebabkan amnesia, kulit wajahnya sedikit mengelupas, dan cidera di kakinya.
Wisuda untuk tahun ini, gagal ia raih. Untuk saat ini, belum saatnya Eghon
untuk bahagia, mungkin besok. Untuk jatuh cinta lagi, pada perempuannya, sangat
mustahil. Jari manis Iren sudah tersemat cincin, dia telah menikah. Kesedihan
yang beruntun, hati, fisik, semua.
“Gadis pergi dulu,
Bu,” sembari membawa pisau yang dimasukkan ke dalam tasnya.
“Ke mana? Jangan
cari masalah, kau perempuan, Nak,”
“Gadis mau
mengantarkan pisau ke Mas Dudung, Bu, ini pisau miliknya. Kemarin, Gadis pinjam
buat motong ayam,” jawabnya kemudian mencium tangan Ibunya. Gadis pun berjalan
ke arah Eghon, dan berbisik ke telinganya “Kau cepat sembuh, Dek. Percayalah,
semua akan berakhir,” Gadis mencium kepalanya.
Hari ke-13 dalam program #30HariMenulisSuratCinta
3 komentar
misiiii, numpang lewat. . .
ReplyDelete:')
Ah, basi. :p
DeleteSedikit menghilangkan penat dengan tumpukan aksara yang tersusun rapi dalam suratmu :)
ReplyDelete