Ibu, Kau Melebihi Apapun
Tabik,
Kawan-kawan...
SUMBER |
Ibu, kalian bisa
tidak mengartikannya? Jika ‘Ibu’ diartikan, artinya sangat luas, luasnya
melebihi surga. Kalau saya sih beda, setiap saya mendengar kata ‘Ibu’, saya
pengin mendekapnya, dan tidak mau melepaskan. Love is you, Mom. Thank’s. Love is blind because my mother started
loving me before seeing my face.
Siapa
yang didoakan Ibu? Siapa yang suka diomel Ibu, untuk kebaikan? Siapa yang
sering dicium keningnya ketika ia tertidur? Siapa yang suka diceritakan Ibu ke
suaminya? Siapa yang ada dalam doa Ibu? “Anak”. Jadi seorang Ibu, susah nggak,
sih? Yuk, jadi Ibu dari anak-anak kita. Halah.
***
“Kamu
harus pintar masak, gimana coba kalau tinggal sama suami dan gak bisa masak.
Bisa jadi, suamimu ngadu ke Ibunya. ‘Istriku gak bisa masak, Bu’. Mau?”
“Gak
mau, Bu”.
“Ya
sudah, berarti kamu harus belajar masak”.
“Kan,
sekarang zaman sudah modern, Bu. Aku bisa searching di internet”.
“Kelak,
kau juga jadi seorang Ibu, Nak. Tidak semua yang kauajarkan itu dari internet,
tapi dari dalam diri kamu. Jadilah Ibu yang pintar, melebihi internet”.
“Seperti
Ibu”.
Gimana? Mau jadi
Ibu yang suka cari-cari sesuatu di internet, atau jadi Ibu yang pintarnya
melebihi dari itu? Memang sih, zaman sudah modern. Mau ini itu, tinggal search. Lah, kalau kalian pengin Ibu,
memangnya bisa? Ibu itu, melebihi apapun. Dari cantiknya, hatinya, sikapnya,
sampai, cerewetnya Ibu pun melebihi apapun. Saya sering kangen, cerewetnya Ibu, misal; “Kamu gak usah sok diet, udah makan aja. Belain diet,
kamu bisa sakit!” Yes, itu yang saya kangenin. Hahahahaha.
And I am your guardian, your bodyguard |
Ibu, terkadang
suka jealous, kalau si anak jalan,
dan terlalu asyik bersama temannya. Ibu pun, ingin jadi seorang teman. Bahkan,
kalau bisa lebih dari itu. Bisa bayangin, kalau seorang Ibu tiada? Kalau saya, mau
ikut Ibu saja. Kemanapun ia pergi. Kalau kalian menikah, Ibu bersama siapa?
Ayah, masih kurang. Mau jamin, suka jenguk Ibu? Masih jamin, suka nelpon Ibu
atau ngasih kabar ke dia? Atau cukup setahun sekali, dan itu pun ketika
lebaran. Kita tidak bisa
menjamin, tapi percayalah, kita bisa mendoakan.
Doakan Ibu, peluk, cium dia, bahagiakan! Wajib bagimu. :D
7 komentar
Bisakah kamu mencintai aku seperti cintanya ibu padamu? :D
ReplyDeleteDan, bisakah kamu mencintaiku seperti cintanya ayah padaku? #owopo :D
Deleteibu itu seperti manusia dengan segala keterbatasan tapi selalu mencintai anaknya dengan beragam cara. Dan setiap ibu memiliki cara masing - masing. Mungkin bisa di analogikan seperti udara. Tapi anak kecil disana menganggap ibu seperti beruang grizzly. Sedangkan aku disini mengartikan ibu adalah masa depan yang tak pernah terlewati oleh masa lampau. Karena ibu mencintai anaknya tanpa kata seperti atau deskripsi normatif lainya. Ibu "just mother" dalam bahasa lain. Atau ibu adalah "ummi" dalam lidah orang arab. '^_^'
ReplyDeleteWahaha, good!
Deleteibu..oh..ibu... gak ada habis kalau ingat kebaikan ibu ya mbak...Salam buat ibunya...;)
ReplyDeleteSiap, aku salamin. Sama Ibu mertua pun, bakal aku salamin. :D
Deletesubhanallah, aku sambil nangis baca ini. haha.
ReplyDeletekalau udah nikah, pasti fikirannya terbelah, gada yang nemenin mamah, cuma ada papah sebagai pelipur lara. tapi itu takkan cukup tanpa adanya anak yang mereka kasihi dan cintai sepanjang hidup.
aakkk keren lah itu kutipannya.
btw, kamu dapet liebster award, cek disini ya miafajarani.com