[2] - Surat Ganda
Tabik, Kawan-kawan...
Ganda,
sebelumnya saya ucapkan banyak terima kasih. Kita pernah bertemu beberapa bulan
yang lalu. Saya masih ingat, kita dipertemukan di Bulan Juli. Kita bertemu di
komunitas vespa, dan kebetulan kita punya hobi yang sama. Sama-sama lucu,
sama-sama kangen mungkin, untuk dulu. Bukan sekarang. Kenapa? Banyak hal yang
harus saya bicarakan kepadamu, tapi, entah kapan itu. Kita sama-sama terpuruk
waktu itu. Kau mengalami kecelakaan, ketika mau menjemputku. Dan, mengalami
gegar otak parah, sehingga sekarang kau amnesia. Banyak orang bilang, aku
dalang dari kecelakaan ini. Benarkah? Perlu kau tahu, Ganda. Dulu, saya sempat
jatuh hati. Ketika kau memberikan perhatian padaku lebih, sehari tidak
komunikasi pun, kita sama-sama panik. Mungkin kita hendak mengawali cinta yang
baru.
Saya
kira, cerita kita seperti FTV pada umumnya. Bahagia di akhir, karena kau
mengingatku. Tapi, ternyata belum. Saya harus menunggu lama. Ya, mungkin sekarang
memasuki bulan yang keenam. Dan, saya belum menengokmu untuk tiga bulan ini.
Bagaimana kabarmu? Maaf. Harus kautahu, kenapa saya tidak pernah lagi menjengukmu.
Bukan gara-gara saya tidak suka dengan keadaanmu sekarang, tapi itu karena ada
yang menjauhkan kita. Ganda, asal kau tahu, saya suka lihat akun twittermu.
Dan, mungkin benar arti dari twit ini “Jgn datang di kehidupanku kalau hanya
untuk menyakiti dan sebuah pilihan hati :)”. Maaf, saya datang di kehidupanmu
itu merupakan sebuah pertemuan. Saya pun tidak pernah merencanakannya. Oh ya,
saya masih selalu simpan lagu terakhir yang kaunyanyikan untukku. Semoga, kau
masih ingat. “Cantik – By; Kahitna”
Ada hati yang termanis dan penuh
cinta..
Tentu saja kan kubalas seisi jiwa
Tiada lagi tiada lagi yang ganggu
kita
Ganda,
kautahu perihal saya pernah jatuh cinta padamu. Karena apa? Karena kita suka
vespa, kita suka makanan yang sama, dan kita sama-sama suka sibuk dalam suatu
komunitas. Bukan hanya itu, perihal hati saya yang dulu untukmu. Saya sampai
lupa, saya dibuat jatuh cinta oleh siapa? Saya sempat kaget, kau kecelakaan.
Padahal, malam itu kau masih menelponku, dan membangunkanku untuk sahur. Asal
kautahu, saya sering bercerita pada Ibuku, siapa sosok Ganda? Ibuku pun
tersenyum. Ohya, kautahu, perihal saya sempat depresi, dan suka berjalan
seperti orang linglung. Andai orang tahu, bagaimana rasanya jatuh cinta, dan
seketika itu pula dipisahkan. Sakit, bukan? Memang benar, cinta itu risiko.
Saya
mohon, ketika kau sudah sehat nanti, dan mengingatku. Kita mulai pertemanan
kita. Dan, kuharap kelak kau mau memaafkanku yang tiba-tiba pergi. Pergi karena
ada seseorang yang menjauhkan kita, ingat, bukan karena saya tidak siap atas
keadaanmu. Percayalah, saya masih menyanyangimu, Kawan. Banyak janji yang belum
sepenuhnya saya tepati. Cepat sembuh, dan kelak cepat mengingat. Lancar untuk
skripsimu. Saya doakan, semua yang kaujalani lancar. Terima kasih Ganda Agung Ramadhani. :’)
Hari Ke-2 dalam program #30HariMenulisSuratCinta
10 komentar
Oh meeennnn, terharu bacanya.. :')
ReplyDeleteIya, Meeen, makasih yah, Menn, nih men tisu, kali aja meler. :*
DeleteGanda itu some one special nya mba Aya yah, lalu Om yang satu itu bagaimana ?
ReplyDelete@rin_mizsipoel
Ganda itu titik titik titik
DeleteOm yang itu, lebih titik titik titik
Awas yee, kamu. >,<
Kebawa suasana bacanya :)
ReplyDeleteAhelah, Fikri, kamu mah kalau baca blog kebawa suasana mulu. Huahahha *jambak*
DeleteSuratnya hmmm...
ReplyDelete*semoga ganda baca*
Iya, semoga. Terima kasih. :D
DeleteGet well soon, Ganda.
ReplyDeleteSemoga lekas pulih ingatannya :))
Akkk, iya terima kasih. Muach. :*
Delete